Program KKN Harusnya Jadikan Mahasiswa Sebagai Problem Solver Bukan Trouble Maker

SIGAPNEWS.CO.ID - Seperti kita ketahui, KKN atau Kuliah Kerja Nyata menjadi salah satu hal yang wajib ditunaikan oleh seorang mahasiswa dalam proses akademisnya sebelum menginjak dunia kerja.
KKN juga dianggap menjadi sebuah pengabdian bagi masyarakat. Bagaimana mengkonversikan ilmu-ilmu yang didapat di bangku perkuliahan ke lini masyarakat.
Ya, anggap saja ini sebagai simulasi sebelum masuk ke dunia kerja yang sebenarnya.
Namun, KKN juga bisa jika dikonversikan oleh Program Magang Merdeka yang diadakan oleh Kemendikbud.
KKN berfungsi sebagai penyelesaian masalah yang dibantu oleh Mahasiswa kepada Masyarakat.
Namun, apa jadinya jika program KKN yang selalu digaungkan oleh seluruh kampus ditanah air ini sendiri tidak sesuai dengan tujuan.
Sesuai observasi yang saya lakukan, banyak mahasiswa yang tidak tahu tujuan, visi, misi KKN itu sendiri. KKN hanya menjadi pemenuh total SKS semata.
KKN yang harusnya menjadi role modelnya masyarakat, mencontohkan yang baik malah membuat citra universitas tidak baik. Contohnya saja yang terjadi pada KKN di padang pada bulan lalu.
Sejumlah mahasiswa asal Padang, Sumatera Barat diusir warga setelah video yang diunggahnya viral di media sosial TikTok. (Dilansir dari deli.suara.com)
Para peserta KKN dari Universitas Negeri Padang (UNP) itu sebelumnya mengunggah sebuah video berisikan keluhan mengenai kurangnya fasilitas di desa tersebut.
"Kalian libur semester? Mana maen, KKN-lah. KKN kalian di mana? Tanahdatar, Limapuluh Kota? Bungus-lah, air gak ada, mandi di Musala. Rumah bayar, diusir? Ngontrak bayar pula," ucap beberapa peserta KKN bersautan, diunggah oleh akun TikTok @burman.alhakim pada Minggu (25/6/2023).
Setelah video tersebut viral, sepertinya para peserta KKN mahasiswa UNP itu mendapat teguran langsung dari kepala desa setempat agar penyelesaian dilakukan oleh dosen pembimbing lapangan.
Miris, Peristiwa yang menimpa mahasiswa UNP di atas hanyalah secuil contoh kasus yang mewarnai berjalannya program KKN di lapangan. Contoh lainnya, baru-baru ini, mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) diduga berbuat mesum di lokasi KKN.
Belum diketahui pasti lokasi terjadinya peristiwa ini. Wakil Rektor UGM Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni Arie Sudjito melalui pesan singkat menyatakan bahwa UGM sedang menginvestigasi dan setelah itu akan memberikan penjelasan resmi. (Kumparan, 3-7-2023).
Di kanal lain, ada juga kampus yang tidak menjadikan KKN sebagai program wajib, sebagaimana Universitas Indonesia (UI). Tidak ayal, sebuah twit lalu menyindir bahwa mahasiswa UI dianggap “tidak napak bumi”. Pengunggah menjelaskan, istilah “napak bumi” menunjukkan seseorang yang seharusnya bersikap rendah hati. Unggahan ini pun telah diklarifikasi oleh Humas UI. (Kompas, 7-6-2023).
Tentu saja, beberapa kasus KKN harus menjadi peringatan bagi kita tentang kualitas sistem pendidikan tinggi pada umumnya dan kualitas output intelektualnya pada khususnya. Lantas benarkah kegiatan KKN sudah tidak relevan lagi saat ini, meski hanya sekedar ritual menjelang semester akhir?
Read more info "Program KKN Harusnya Jadikan Mahasiswa Sebagai Problem Solver Bukan Trouble Maker" on the next page :
Editor :Esti Maulenni