Melonku Pergi, Hanya Islam Yang Mampu Mengatasi

SIGAPNEWS.CO.ID - Para emak berdaster kini kembali heboh dengan hilangnya si melon di pasaran. Pasalnya melon menjadi primadona dan sahabat agar dapur terus mengebul. Karena fakta membuktikan bahwa sebagian besar masyarakat memakainya dengan alasan yang beragam. Lebih 'care' dengan isi dompet, mampu hanya membeli yang itu, ataupun dengan dalih lainnya. Yang pasti, si hijau tersebut jadi primadona di kalangan emak-emak.
Kelangkaan si melon tersebut ternyata benar adanya. Dikutip dari cnn Indonesia.com (27/07/2023) Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan bahwa gas melon langka. Hal tersebut disebabkan adanya peningkatan konsumsi masyarakat secara bersamaan, ditambah lagi ada moment masa liburan sekolah. Tak hanya itu, ternyata subsidi yang tidak tepat sasaran pun turut menyumbang sehingga si melon menjadi langka.
Fenomena langkanya si melon di pasaran ternyata bukan kali pertama terjadi. Namun telah terjadi beberapa kali dan seperti kejadian yang selalu berulang. Akan muncul ke permukaan dan membuat 'heboh' masyarakat, untuk kemudian akhirnya hilang tanpa ada kejelasan solusi yang harusnya diterapkan. Begitulah adanya sekarang, masalah muncul lalu tenggelam, dan masyarakat tidak menemukan solusinya. Sehingga wajar saja jika akan muncul kembali di kemudian hari dan berulang. Padahal jika kita lihat, gas merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Karena jika tidak, maka masyarakat di negeri ini tidak dapat melakukan proses memasak untuk menghidangkan pangan yang halal dan bergizi bagi keluarga. Dan sejatinya negara, dalam hal ini adalah pemerintah harus berupaya maksimal dalam hal penyediaan kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat. Itu semua adalah tanggung jawab yang harus dilaksanakan dengan tuntas.
Namun jika kita berbicara terkait dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat maka akan sinkron dengan sistem apa yang sedang diterapkan saat ini. Ini tentunya akan berpengaruh besar terhadap terlaksananya tanggung jawab tadi. Sebagaimana jika kita melihat bahwa sistem kapitalis sekuler yang diterapkan saat ini, maka selalu memikirkan akan keuntungan materi dan manfaat yang diterima. Dijalankan tentunya jika ada manfaat serta keuntungan. Itulah yang menjadi pegangan saat ini, semua diatur dengan materi alias uang. Sehingga patut diduga bahwa pemenuhan akan kebutuhan pokok masyarakat menjadi tidak terpenuhi.
Di satu sisi, ternyata pemerintah juga mulai sedikit demi sedikit mengurangi subsidi masyarakat. Termasuk di gas melon ini, yang diklaim bahwa ada subsidi negara di dalamnya. Ini menjadi satu watak lagi yang terlihat pada kita bahwa kapitalis memandang subsidi yang negara berikan kepada masyarakat merupakan beban. Sehingga yang namanya beban berarti harus dilepaskan. Masih segar dalam pikiran kita bahwa ada salah satu tokoh nasional yang mengatakan bahwa dengan adanya subsidi akhirnya membuat masyarakat menjadi manja dan tidak mandiri. Sehingga untuk melepaskannya perlu mencabut subsidi yang ada di masyarakat. Salah satunya pemerintah mengeluarkan tabung gas berukuran 3 Kg nonsubsidi yang diklaim ketersediaannya akan menjadi tanggung jawab pemerintah. Artinya, pemerintah akan berupaya dengan serius agar gas tersebut aman dari sisi penggunaan dan stoknya.
Gambaran di atas menunjukkan kepada kita semua bahwa negara dalam hal ini pemerintah berupaya untuk berlepas tangan terhadap tanggung jawabnya sebagai pengurus. Dan ini bukti bahwa negara telah gagal untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat. Wajar saja jika sistem yang ditetapkan saat ini di luar Islam, yaitu meniscayakan hal tersebut terjadi dan berulang. Tentu akan sangat berbeda ketika Islam diterapkan dalam kehidupan manusia.
Islam, dengan aturannya yang super lengkap dan komplit telah mengatur seluruh lini kehidupan manusia. Termasuk salah satunya, bagaimana pemerintah mengatur rakyat dan mengayominya serta menjaganya dengan baik. Tentulah berawal dari penerapan hukum islam secara menyeluruh dan pemimpin yang memiliki iman serta takwa hanya kepada Allah Swt. Karena dengan keimanan yang kokoh tadi membuat mereka bersungguh-sungguh untuk menjalankan amanah yang ada di pundaknya. Serta menjadikan rakyat sebagai sesuatu yang harus dilindungi, diayomi, diurus, dipenuhi segala kebutuhan pokoknya. Karena semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di yaumil akhir.
Read more info "Melonku Pergi, Hanya Islam Yang Mampu Mengatasi" on the next page :
Editor :Esti Maulenni