Suatu Kesia-siaan, Memisahkan Agama Dari Politik

SIGAPNEWS.CO.ID - Dalam rangka menghadiri Tablig Akbar Idul Khotmi Nasional Thoriqoh Tijaniyah ke-231 di Pondok Pesantren Az-Zawiyah, Tanjung Anom, Garut, Jawa Barat. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengimbau masyarakat agar jangan memilih pemimpin yang menggunakan agama sebagai alat politik untuk memperoleh kekuasaan. Hal ini disampaikan Yaqut mengingat tahun politik dan Pemilu 2024 semakin dekat.
"Kita lihat calon pemimpin ini pernah menggunakan agama sebagai alat untuk memenangkan kepentingannya atau tidak. Kalau pernah, jangan dipilih," kata Yaqut di Garut, Jawa Barat, dikutip dari siaran pers Kementerian Agama (Kemenag), Senin (4/9/2023).
https://nasional.kompas.com/read/2023/09/04/09173231/menag-imbau-masyarakat-jangan-pilih-pemimpin-yang-jadikan-agama-alat-politik.
Pernyataan Menteri Agama soal larangan politisasi agama untuk meraih kekuasaan sejatinya perlu dikritisi dengan jernih serta didudukkan secara benar sesuai dengan persepsi Islam. Pernyataan tersebut cenderung menyesatkan dan membahayakan pemahaman umat. Agama dituduh sebagai alat politik untuk meraih kekuasaan. Pernyataan ini akan menggiring pemahaman umat bahwa Islam tidak mengajarkan tentang politik, Islam dan politik terpisah dan tidak boleh disatukan.
Setiap ada pemilu, selalu saja partai-partai politik menyibukkan diri agar menang. Mereka juga membohongi umat dengan slogan-slogan kosong agar umat mendukung mereka.
Politik tanpa Islam inilah yang diinginkan Barat agar umat takut dan merasa Islam politik itu berbahaya. Ketika Islam tidak boleh ada dalam politik maka mereka akan menghalalkan segala macam cara dalam meraih kekuasaan, lahirlah politik sekuler di dalam sistem kapitalisme ini. Manusia di dalamnya membuat undang-undang yang seharusnya bukan hak mereka melainkan hak Allah Swt. Mereka tidak lagi memakai Al-Qur’an dan Sunnah dalam mengambil hukum.
Namun pada faktanya, Ketika ingin meraih suara mayoritas umat Islam maka mereka gunakan cara islami dan tampil se islami mungkin, tetapi tidak mau mengusung Islam politik. Islam hanya jadi pajangan saja. Mereka tidak mau menerapkannya dalam aspek yang lain karena tidak mau penerapan Islam secara menyeluruh.
Read more info "Suatu Kesia-siaan, Memisahkan Agama Dari Politik" on the next page :
Editor :Esti Maulenni