Anak Tidak Sekedar Dibesarkan

Kita semua senang punya anak yang dari lahir di gambarkan lucu dan menarik. Cuma sering kelupaan di usia 0-2 tahun itu juga ada ilmu dalam pemeliharaannya bahkan sejak di kandungan juga diberikan perhatian.
Suami dan istri memiliki peran masing-masing. Hak dan kewajibannya juga tidak selalu sama. Dalam perihal mengurus anak bisa saling bekerjasama.
Sebagai orang tua terutama ibu punya rasa lelah yang bersifat rutin. Misalkan kurang tidur akibat di siang hari kerja full buat diri,anak,suami kegiatan sosial dan lainnya.
Kemudian pada malam hari berjaga anak yang belum tidur sekalipun mau tidur anak mudah terbangun karena lapar atau sudah terlalu lama tidur di siang hari.
Begitu juga dengan suami yang kesehariannya memikirkan biaya hidup. Hari ini menghasilkan uang dari mana untuk pemenuhan seperti apa dan begitu seterusnya untuk kelanjutannya.
Bagaimana tuntutan sistem hidup, menyenangkan istri dan membantu pihak lainnya. Yang tidak mudah mendapatkannya tetapi ada usaha yang keras mendobrak itu semua.
Tenaga bener-bener terkuras dan waktu yang sangat padat. Belum lagi ada banyak pekerjaan yang harus dikerjakan seketika. Bagaimana pula penambahannya ibu ikut serta dalam memikirkan perekonomian rumah tangga. Semuanya harus dipikirkan dan perlu juga mengerjakannya supaya bisa tenang.
Wanita lebih lama menghabiskan waktu di rumah dibanding laki-laki. Ini faktor utama wanita mudah stress dan terbebani dengan pekerjaan yang menumpuk bersifat rutinitas.
Maka perlu suami ikut serta membantu pekerjaan rumah meringankan beban. Dikatakan sebagai beban karena kepikiran jika belum selesai dalam pengerjaannya.
Sayang kepada anak bukan berarti memberikan hal-hal yang buruk kepadanya. Dalam hal pemberian didikan atau menampilkan akhlak baik dalam merawatnya. Berbicara dengan lembut penuh cinta tidak kasar penuh kemosian yang muncul dari stres.
Berproses dalam pemberian didikan yang benar cepat atau lambat anak akan terarahkan. Pembelajaran pertama pada orang tua menjadi pendidikan pertama di rumah.
Suami istri harus mengerti saling kerjasama satu sama lain memberi dukungan. Bukan mematahkan semangat ada perbedaan dalam pendapat.
Buah hati yang menjadi kekuatan dalam menjalani hidup. Tidak ada orang tua yang menginginkan anak dalam keadaan terpukul. Bukan berarti hanya beri yang senang senang semua sedangkan yang sulit tidak diberi. Nantinya besar tidak terbiasa hal-hal yang di luar dugaannya.
Jadi tidak hanya dibesarkan saja dari usia 1 hari sampai ratusan hari dan tak terhingga. Hanya memberi asupan makanan,minuman,gaya hidup dan lainnya.
Perlu diarahkan bagaimana cara untuk mendapatkan makanan dan yang mana boleh dikonsumsi yang tergolong halal dan sebaliknya.
Di kehidupan semua peristiwa perlu membedakan yang mana baik buruk. Tidak sekedar tahu tetapi mendarah daging dalam diri. Sesuatu yang ditinggalkan semestinya memang tidak sama sekali dilakukan.
Semuanya tergantung bagaimana orang tua berproses dengan anak-anaknya. Mendapatkan hasil didikan yang baik dalam berfikir dan berperilaku. Menjadi cerminan dari orang tuanya langsung. Contoh sudah ada di depan mata sebagai petunjuk bukan teori saja. Sebelum jadi ayah ibu persiapan diri terlebih dahulu.
Editor :Esti Maulenni