Seonggok Eksistensi dan Jati Diri

Bullying berdampak pada kesehatan mental terutama anak anak dan remaja, pelaku bullying tak hanya memberi pengaruh besar pada kesehatan fisik dan korban tapi juga memberi pengaruh yang sangat fatal seperti memunculkan keinginan korban yang kuat untuk melakukan melakukan bunuh diri.
Bullying di Indonesia bukanlah hal yang baru. Kasus bullying di Indonesia paling banyak terjadi di lingkungan sekolah. Di sepanjang tahun 2021 saja KPAI menerima pengaduan masyarakat terkait kasus perlindungan khusus anak sebanyak 2.982 kasus. Dari jumlah tersebut, 1138 diantaranya adalah kasus anak yang dilaporkan sebagai korban kekerasan fisik dan psikis.
Sementara itu Organization Of Economic Co-Operation and Development (OECD) dalam riset Programe For Internasional Students Assessment (PISA) tahun 2018 mengungkap bahwa terdapat 41.1% murid di Indonesia mengalami perundungan. Indonesia berada di peringkat kelima tertinggi dari 78 negara, sebagai negara yang paling banyak mengalami perundungan.
Selain perundungan atau bullying, murid murid di Indonesia mengalami intimidasi sebanyak 15%, dikucilkan 19% , dihina Lalu dicuri barangnya sebanyak 20%, diancam 14%, didorong oleh temanya sebanyak 18% dan yang aibnya disebarkan 20%.
Fenomena bullying ekstrem adalah bukti nyata kerusakan generasi. Faktor terjadinya bullying bukan hanya berasal dari individu , keluarga, masyarakat ataupun lingkungan namun juga merupakan dampak dari penerapan kebijakan yang tidak solutif dan sanksi yang tidak tegas terkait kasus bullying.
Terbukti dari berulangnya kasus ini, bahkan sering mengalami peningkatan. Sistem sekulerisme yang diterapkan juga mempunyai andil besar dalam tumbuh kembang nya kasus bullying.
Sistem sekulerisme yang menjauhkan agama dari kehidupan ditambah lagi dengan budaya asing, teknologi, informasi dari media dan tontonan yang sering tanpa sensor yang menyesaki kehidupan kaum muda telah berhasil mencabut nilai nilai kehidupan, kemanusiaan, etika, norma agama, adab juga akhlak generasi bangsa.
Read more info "Seonggok Eksistensi dan Jati Diri" on the next page :
Editor :Esti Maulenni