Surga Bagi Kaum Yang Bertakwa

Dari mulai penyusunan kurikulum pendidikan, sistem perekonomian, sistem kesehatan, sistem keamanan, penyediaan sandang, pangan papan oleh negara semua bernafaskan kapitalisme.
Satu tata aturan yang diciptakan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sekaligus menyelesaikan semua persoalan yang dihadapi, dengan cara meninggalkan aturan agama dan mengganti dengan aturan manusia.
Tentu jika tata aturan tersebut lahir dari pemikiran manusia, akan sekuler bebas dari aturan Allah SWT Sang Pemilik alam semesta dan seisinya. Maka, tak heran jika seorang pejabat, saat pelantikan disumpah jabatan di bawah Alquran, namun kebijakannya tak sedikitpun dari syariat, korupsi, jual beli jabatan, suap, perselingkuhan, zina, pembubaran pengajian yang tak sesuai aturan penguasa dan lain-lain kian merajalela.
Belum lagi distruksi Islam, bahkan memutilasi Islam, ajarannya dan simbol-simbolnya hingga berkerat-kerat tak berbentuk utuh. Setiap yang ingin mendalami Islam, sebagai bentuk ketaatan selalu dicap teroris, pemecah belah bangsa, radikal dan lain sebagainya.
Akhirnya, yang halal diharamkan, yang haram dihalalkan. Asalkan asing atau kafir senang semua dilakukan , meski harus berhadapan dengan saudara seakidah sendiri.
Islam tidak bisa bangkit memimpin kembali hanya dengan perbaikan nafsiyah setiap individunya. Justru hal demikian akan membius bahkan makin menjauhkan dari semangat atau ghiroh kebangkitan. Setiap orang hanya berfokus pada perbaikan diri sendiri dan tak peduli bahkan tidak bisa melihat fakta di sekitarnya.
Dan terbukti, memang selama ini jika Islam hanya berputar pada masalah individu, ibadah ritual pemerintah tidak akan mempersoalkan. Akibatnya hegemoni asing kian merangsek menguasai apapun yang menjadi hak umat, seperti penguasaan sumber daya alam, eksploitasi kekayaan alam, pemaksaan utang berbasis riba dengan kedok kontrak karya atau hibah dan lain sebagainya.
Bukti lain ketika amar makruf nahi mungkar diabaikan karena merasa lebih penting memperbaiki diri sendiri dulu kerusakan moral masyarakat kian akut. Viralnya Citayam Fashion Week membuat sejumlah wilayah di negeri ini mengalami latah nasional.
Mengikuti tanpa peduli itu adalah amal kufar, bercampur baur, kholwat, membuka aurat, tabaruj dan abai terhadap masa depan bangsa dengan hanya mementingkan materi.
Read more info "Surga Bagi Kaum Yang Bertakwa" on the next page :
Editor :Esti Maulenni