Harga BBM Melesat, Bagaimana Ekonomi Rakyat?

Saat ini pemerintah dan DPR benar-benar telah menaikkan harga BBM bersubsidi. Hal tersebut disahkan melalui rapat kerja komisi 7 DPR bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif yang dilakukan di gedung DPR. Dalam Rapat tersebut menteri ESDM memastikan pemerintah mencari cara terbaik dalam menentukan skema kenaikan harga BBM bersubsidi, yakni pertalite dan solar. Selain itu juga telah ditentukan besaran kuota tambahan PPN bersubsidi, pengingat kuota untuk BBM tersebut diprediksi habis Oktober mendatang.
Ketua komisi 7 DPR "Sugeng Suparwoto menjelaskan, setuju apabila pemerintah berencana menaikkan harga BBM pertalite menjadi 10.000. Namun tetap ada subsidi kepada yang berhak dan harus tepat sasaran". (Kompasiana, 1/9/2022).Pemerintah tetapkan skema alternatif kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk mengantisipasi bengkaknya subsidi BBM. Alokasi subsidi Energi yang tahun ini sudah mencapai Triliunan Rupiah berpotensi bertambah jika tidak ada pengendalian konsumsi atau kenaikan harga BBM.
Lantas apa dampak bagi perekonomian masyarakat Indonesia terhadap kenaikan BBM? Sudah pasti hal tersebut menimbulkan dampak yang signifikan terhadap indeks harga konsumen, yang pada akhirnya akan mengganggu roda perekonomian nasional. Kebijakan yang semakin memperparah kondisi masyarakat bawah, menghadapi lonjakan harga pangan selama beberapa bulan terakhir. Mungkin tidak hanya kalangan bawah saja, akan tetapi berdampak pula pada masyarakat kalangan menengah.
Dengan demikian, jumlah orang miskin akan meningkat dan semakin bertambah miskin. Dunia usaha juga terpukul dikarenakan inflasi naik, biaya bahan baku akan turut naik. Dalam hal ini jika tidak mempunyai bantalan modal yang cukup, usaha akan gulung tikar.
Inilah bukti nyata sistem pemerintahan saat ini, yang tak pernah perduli bagaimana dampaknya bagi rakyat. Semua itu dilakukan atas dasar materi dan manfaat bagi mereka saja. Realitanya tidak ada penanganan tepat dan tuntas dalam permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat, akan tetapi semakin membebani mereka dengan aturan yang bertambah ruwet.
Kenaikan harga BBM bersubsidi adalah kebijakan zalim. Meskipun rakyat melakukan penolakan, pada faktanya tetap terjadi kenaikan. Pemerintah seolah menutup mata, telinga, dan hati terhadap kesulitan rakyat yang sejatinya adalah tanggung jawab negara, mengayomi dan mencari solusi atas semua ini.
Disaat rakyat sedang berusaha bangkit setelah terpuruk dimasa pandemi, kini ditambah lagi dengan kenaikan harga BBM yang menjulang, menambah panjang penderitaan mereka. Hal itu dikarenakan sejak disyahkannya UU tentang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas), Swastanisasi dan Liberalisasi migas di Indonesia berjalan semakin masif saja.
Semua itu membuka lebar-lebar bagi swasta dan asing untuk masuk dalam pengelolaan migas, termasuk penjualan BBM kepada rakyat. Maka dari itulah muncullah SPBU-SPBU asing yang bukan milik Pertamina. Dari sini investor asing akan bersaing bebas dengan SPBU Pertamina hingga mendapatkan keuntungan besar secara maksimal.
Inilah Liberalisasi migas yang semakin dipermudah dalam menjalankan operasinya, disebabkan ada cukup izin dari kepala pemerintahan negara. Saksinya pun dari pemerintah pusat, sementara pemerintah daerah tidak terlibat dalam perizinan, pengawasan, dan pemberian sanksi. Untuk itu BBM murah akan menjadi mimpi belaka, jika negeri ini masih bersandar pada sistem kapitalisme yang bercokol.
Tentu saja satu-satunya cara untuk mewujudkan Semuanya itu adalah dengan menerapkan sistem ekonomi Islam, yang menyeluruh bagi kemaslahatan manusia. Dengan konsep kepemilikan yang menempatkan tambang migas dengan deposit besar sebagai milik umum, yang dikelola negara untuk rakyatnya hingga terpenuhi kesejahteraannya. Sehingga tidak ada celah bagi liberalisasi migas disektor manapun. Sungguh sistem Islam memiliki berbagai solusi dalam menuntaskan segala macam problem kehidupan. Dibawah kepemimpinan Islam, sebagai pengurus dan pelindung umat akan mendorong penguasa, dalam pemenuhan tanggung jawabnya demi kemaslahatan rakyatnya.
Islam mampu mewujudkan ketahanan ekonomi negara dalam rangka memodali untuk kesejahteraan masyarakatnya. Sistem yang rahmatan lil'alamiin, tegak di atas asas keimanan, bahwa Allah Swt adalah pencipta dan pengatur kehidupan. Kebangkitan Islam mengantarkan manusia pada kehidupan yang sejahtera dan diliputi keberkahan.
Wallahu a'lam bishawab
Editor :Esti Maulenni