Budaya Kekerasan Pada Generasi Cermin Bobroknya Sistem Kehidupan

Budaya Kekerasan Pada Generasi Cermin Bobroknya Sistem Kehidupan
J Siswi SMP di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan meninggal usai menjadi korban pemerkosaan beberapa rekannya. Kasus tersebut terungkap saat korban yang tercatat sebagai Kecamatan Cenrana mengaku kesakitan di alat vital hingga kesulitan duduk.
Awalnya korban tak mau berbicara, namun setelah dibujuk oleh orangtuanya, J mengaku diperkosa secara beramai-ramai oleh empat rekan sekolahnya. Orangtua korban pun terkejut dan membawa anaknya ke kantor polisi untuk melapor pada Minggu, 12 Februari 2023. "Awalnya dia (korban) tidak mau bicara, tapi setelah dibujuk baru mau bicara.
Makanya kami langsung bawa ke kantor polisi untuk melapor," kata orangtua korban yang meminta identitasnya tak dipublikasikan saat dihubungi lewat telepon, Selasa (21/2/2023).
Polisi Tangkap Teman Sekolah Korban Namun saat membuat laporan ke polisi, kondisi korban menurun dan tak mungkin dimintai keterangan. J pun dilarikan ke RS M Yasin Bone. Setelah menjalani perawatan selama lima hari, korban menghembuskan napas terakhirnya pada Jumat (17/2/2023).
Generasi hari ini mengalami kemunduran luar biasa. Mereka telah teracuni dengan pemikiran sekuler, seperti ide sekularisme, HAM, liberalisme, pluralisme, juga feminisme yang diaruskan para pengusung ideologi sekularisme kapitalisme.
Akibatnya, remaja hari ini terjerumus ke dalam kehidupan yang rusak, seperti free sex, narkoba, aborsi, moral yang rusak, pelaku kriminalitas, bahkan mereka tidak punya kepedulian dengan kondisi umat.
Padahal, hakikatnya generasi muda adalah agent of change, agen perubahan yang diharapkan bisa menjadi aktor perubahan di tengah masyarakat saat ini. Perubahan yang akan menyelamatkan generasi muda dari kehancuran dengan mengangkatnya menjadi generasi yang mulia dengan Islam kafah dalam masyarakat Islam.
Paham liberal yang dihasilkan dari sistem sekularisme diadopsi oleh generasi dan mengakibatkan berbagai kerusakan. Moral generasi menjadi rusak, tidak beradab, berkepribadian liberal, bahkan tidak takut pada Sang Pencipta dan Pengatur, yakni Allah Taala.
Keberhasilan sekularisme melahirkan generasi rusak dapat kita ketahui dari beberapa indikasi. Pertama, tercerabutnya nilai-nilai agama (Islam) dari generasi hingga akhirnya menjadi individu hedonis dan liberal. Kedua, pendidikan diharapkan mencetak generasi unggul dan bermartabat justru melahirkan generasi rapuh tanpa adab. Pendidikan sekuler yang diterapkan memisahkan agama dari kehidupan.
Ketiga, orang bebas berbuat, bebas memiliki, bebas beragama, dan bebas berpendapat, dan semua itu dilindungi oleh negara. Dari beberapa indikasi di atas, dapat diketahui bahwa sekularisme adalah biang dari berbagai kerusakan yang menimpa manusia, termasuk generasi.
Jika kerusakan terus meningkat, kondisi generasi makin terancam dan menghancurkan aset bangsa. Semestinya, sistem sekularisme dicabut hingga ke akarnya dari negeri ini. Menggantinya dengan sistem Islam yang mampu melahirkan generasi terbaik juga bertakwa.
Sistem pendidikan sekuler materialistik seperti saat ini, tidak akan melahirkan generasi yang saleh, mandiri, dan maju. Pendidikan agama sangat sedikit didapatkan, akhirnya lahirlah generasi yang jauh dari pemahaman agama. Padahal agama adalah sebagai pondasi kehidupan, pendidikan yang ada hanya melahirkan lulusan yang siap kerja namun tidak siap menjalani kehidupan.
Belum lagi kejahatan dan kerusakan moral yang menyerang mereka, suasana lingkungan yang rusak tentu sangat mempengaruhi mereka. Dengan pondasi keimanan yang lemah, mereka mudah terjerumus masuk ke dalam kelompok yang senang berbuat onar atau geng motor dan sebagainya.
Islam dengan sistem pendidikannya, mampu mencetak generasi yang unggul dan terdepan. Dengan visinya menjadikan generasi berkepribadian Islam yang memiliki pola pikir dan pola sikap islami. Mereka akan mampu memahami apa yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan, mana yang benar dan mana yang salah.
Kepribadian islam ditanamkan mulai dari sekolah dasar dengan mengutamakan pemberian pemahaman akidah islam dan hukum islam. Negara pun akan menciptakan lingkunganan islami, sehingga para pemuda akan tersuasanakan dengan syiar islam. Negara akan memberikan sanksi bagi pelaku kejahatan. Dengan sanksi yang tegas akan memberikan efek jera, hingga para pemuda akan terjaga dari kejahatan.
Negara juga akan memastikan setiap orang tua bertanggung jawab mendidik anak di rumah. Para ibu akan konsentrasi mendidik anak karena tidak disibukkan bekerja di luar rumah. Karena para bapak saja yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Sementara kebutuhan kesehatan dan pendidikan dijamin oleh negara. Semua itu bisa terealisasi dengan penerapan Islam secara kafah. Niscaya akan lahirgenerasi terdidik yang berkepribadian Islam serta masa depan bangsa yang cemerlang.
Wallahu’alam bishshowab.
Editor :Esti Maulenni