Bunuh Diri Bukan Solusi

Bunuh diri merupakan tindakan yang melukai diri dengan sengaja, yang mengakibatkan kematian pada jiwa manusia..
Bunuh diri merupakan tindakan yang melukai diri dengan sengaja, yang mengakibatkan kematian pada jiwa manusia. Bunuh diri sering dilakukan seseorang akibat rasa putus asa, tekanan hidup, masalah ekonomi, dan bahkan dapat dikaitkan dengan gangguan kejiwaan, seperti depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, ketergantungan alkohol, bahkan penyalahgunaan obat. Seseorang yang memutuskan bunuh diri bisa melakukan dengan berbagai cara, mulai dari gantung diri, meminum racun, hingga meloncat dari tempat yang tinggi.
Seperti pada kasus yang belum lama ini terjadi, seorang Mahasiswi Universitas Indonesia (UI) berinisial MPD (21), ditemukan tewas di sebuah apartemen kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Korban di duga bunuh diri dengan cara meloncat dari lantai 18 apartemen, pada Rabu (8/3/23) sekitar pukul 22.45 WIB. Sebelum bunuh diri, korban sempat meninggalkan pesan permintaan maaf kepada keluarga dan teman-temannya, di media sosial miliknya. Serta kasus bunuh diri juga terjadi di Bantul, warga Dusun Wirokerten RT 02, kelurahan Wirokerten Kapanewon Banguntapan, Bantul. Pada Kamis (9/3/23) petang, mendadak geger. Mereka menemukan NS, seorang lelaki (38) ditemukan tewas gantung diri di rumahnya, dengan menggunakan tali plastik warna oranye, dengan diameter 10 milimeter di usuk kayu dapur rumah milik orang tuanya.
Insiden bunuh diri yang dilakukan individu saat ini, Seakan bunuh diri menjadi solusi, agar bisa terlepas dari beban masalah yang di tanggung. Alih-alih untuk bisa terlepas dari masalah, justru bunuh diri bisa menjadi aib bagi keluarga yang di tinggalkan.
Dikutip dari bbc.com (25/01/23), bunuh diri masih menjadi masalah senyap di Indonesia. Insiden bunuh diri kemungkinan besar jauh lebih tinggi dari data resmi, menurut penelitian terbaru. Sebuah studi pada tahun 2022, menemukan bahwa angka bunuh diri di Indonesia mungkin empat kali lebih besar daripada data resmi. Merujuk data SRS pada tahun 2018, yang di sesuaikan dengan estimasi kelengkapan survei 55%, angka kematian akibat Bunuh diri di Indonesia sebesar 1,12 per 100.000 penduduk. Menurut Bank Dunia, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2018 adalah 267,1 juta jiwa. Dan ini berarti ada 2.992 kematian akibat Bunuh diri di tahun tersebut.
Perilaku bunuh diri ini, tidak terlepas dari stigma seputar masalah kesehatan jiwa (mental health). Kesehatan jiwa yang di alami oleh beberapa individu hari ini sungguh memprihatinkan, keadaan mental yang begitu rapuh, sehingga rentan terhadap masalah-masalah yang mereka hadapi.
Ada beberapa faktor kemungkinan yang menyebabkan seseorang melakukan bunuh diri, diantaranya :
faktor lingkungan, faktor ekonomi, minimnya ilmu agama, karena sedikitnya jam pelajaran di sekolah, hingga kesalahan pola asuh yang menjadikan generasi rapuh, dan rentan terhadap perilaku bunuh diri.
Semua faktor tadi dapat terjadi, adalah buah dari sistem negara kita saat ini. Sistem kapitalisme yang dianut negara, menjadi sumber masalah bagi masyarakat saat ini, di tambah dengan akidah sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan, menjadikan beberapa individu saat ini rusak mentalnya. Sebagai penguasa harus memiliki tanggung jawab, dan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. Selain itu masyarakat harus memperkuat keimanan, dengan cara mengkaji agama dan segala aturan-aturan yang bersumber dari Allah SWT.
Oleh karena itu, agama memiliki peran penting dalam memperbaiki kesehatan mental masyarakat, untuk mencegah bunuh diri. Islam memandang manusia secara menyeluruh, dan mengatur segala aspek kehidupan.
Sebab, pembangunan manusia tidak hanya aspek fisik, namun juga mental dan menjadikan akidah Islam sebagai dasar tolak ukur perbuatan, sehingga dengan demikian dapat menciptakan manusia yang tangguh dan sabar, dalam menyelesaikan segala problematika kehidupan, dan menemukan solusi dari setiap masalah, sebagai perwujudan takwa kepada Allah SWT. Karena takwa menjadikan kita mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan" (TQS. Al - a'raf : 96)
Wallahu a'lam bishawab.
Editor :Esti Maulenni