Islam, Solusi Atas Semua Masalah

SIGAPNEWS.CO.ID - Senang dan bahagia, mungkin rasa itulah yang muncul di awal tahun ini. Bak burung yang telah lepas dari sangkar, itulah gambaran kondisi masyarakat yang notabenenya bebas melakukan kegiatan apapun tanpa ada batasan ataupun prosedur yang mereka lakukan. Walaupun sebenarnya pada 2022, kegiatan yang diadakan di area publik sudah boleh dilakukan namun masih memperhatikan jumlah peserta yang akan menghadirinya. Kini, masyarakat dibebaskan karena aturan PPKM telah dicabut oleh orang nomor Wahid di negeri ini.
Jumat (30/12) yang lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, mengatakan saat ini negeri kita masih berstatus pandemi Covid-19. Meskipun pada faktanya PPKM telah dicabut. Menurut Syahril Covid-19 masih belum berakhir sesuai dengan pernyataan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Yaitu kondisi sekarang masih menuju pada tanda berakhirnya pandemi.
Sementara alasan pencabutan PPKM karena kasus Covid-19 di Indonesia telah terkendali. Yaitu jumlah kasus di bawah angka 1.000/hari dan tak ada lonjakan kasus signifikan dalam 10 bulan terakhir. Kemudian angka kematian dan perawatan rumah sakit menurun. (voaindonesia, 30/12/2022)
Antara senang dan sedih melihat kebijakan yang telah ditetapkan. Dua tahun berlalu dengan tetap di rumah saja merupakan sesuatu yang membosankan bagi masyarakat. Ditambah lagi semua aktivitas dilakukan secara daring dan terbatas. Tahun kemarin sudah mulai diperbolehkan untuk melakukan aktivitas di area publik namun masih berjaga dengan proses yang ketat. Sekarang, dengan dicabutnya PPKM tentunya membawa angin segar nan sejuk bagi semuanya. Karena dengan dicabutnya PPKM tersebut, masyarakat menjadi bebas melakukan aktivitas di area publik plus boleh berkumpul dengan jumlah yang sangat banyak.
Namun, di sisi lain hal tersebut membuat perasaan sedih kembali menggelayuti. Karena sejatinya pandemi ini belum usai dan menemukan titik akhirnya. Belum bisa ketok palu bahwa si virus sudah tidak ada lagi. Memang berdasarkan data yang ada, jumlah kasus yang ada sudah sangat melandai plus di bawah angka yang dikatakan perlu kehati-hatian.
Walaupun dari data bisa berkata demikian, namun kita tidak bisa memprediksi segala halnya. Namanya juga virus yang tak mampu dilihat oleh mata telanjang manusia, maka seharusnya kewaspadaan tetap harus dijalankan dengan baik. Protokol kesehatan juga perlu terus digalakkan, karena itu merupakan suatu aktivitas yang baik jika diterapkan oleh semuanya. Artinya, lebih baik menjaga dan berhati-hati. Sebagaimana kita ingat bahwa awal mula si virus datang begitu di sepelekan oleh semua orang. Termasuk pula pada beberapa tokoh pemerintahan, mengganggap bahwa manusia Indonesia kuat dan tak mempan oleh serangan si virus. Namun yang terjadi justru sebaliknya, kita jadi kelabakan dan sibuk oleh korban dan para penderita akibat terinfeksi Covid-19 tersebut. Bahkan tak sedikit korban yang telah berjatuhan.
Seharusnya, pemerintah harus belajar dari fakta yang telah terjadi di negeri ini. Tidak sembarangan ketika mengambil kebijakan yang berkaitan dengan masalah masyarakat atau umat. Harus penuh pertimbangan serta pemikiran yang mendalam. Tentunya agar keselamatan menjadi kunci utama yang harus dipikirkan oleh para penguasa saat ini. Karena mereka menjadi pelindung dan pengayom bagi seluruh masyarakat.
Belum lagi lintas perpindahan manusia dari satu negara ke negara lain begitu leluasa dan mudahnya. Karena kasusnya melandai maka makin membuka lebar kran keluar masuknya manusia. Padahal, ini menjadi sesuatu yang sangat krusial dan harusnya diperhatikan. Karena bisa jadi di negara yang satu kasus masih banyak terjadi, sementara ia bepergian ke negara lain. Ini mungkin saja bisa menjadi sesuatu hal yang kemudian dapat meningkatkan kembali kasus terinfeksi Covid-19.
Read more info "Islam, Solusi Atas Semua Masalah" on the next page :
Editor :Esti Maulenni