Surga Bagi Kaum Yang Bertakwa

SIGAPNEWS.CO.ID - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan bahwa penghuni surga nantinya kebanyakan dari bangsa Indonesia karena menjadi negara pemeluk Islam terbanyak di dunia.
Hal itu Ma’ruf sampaikan mengacu pada hadis Nabi Muhammad yang berbunyi, “Man qala la illaha illallah dakhala jannah” atau “barang siapa mengucapkan la illaha illallah maka dia pasti akan masuk surga” (CNN Indonesia,1/8/2022).
Semoga ini menjadi doa, Allah SWT mengijabah menjadi kenyataan. Namun benarkah hanya karena “siapa saja yang mengucapkan laa ila haillallahu masuk surga” dan penduduk Muslim Indonesia banyak, maka susah pasti masuk surga sungguhan.
Sedemikian mudahnya, tentulah para mualaf yang paling pertama ada di surga, sebab syarat mereka bisa memeluk Islam adalah mengucapkan syahadat.
Sedangkan Muslim sejak lahir belum tentu, biasanya pengucapannya hanya saat latihan shalat ketika masih belum baligh dan juga karena dia terlahir dari keluarga Muslim jadi terbiasa mengucapkan, tanpa rasa bahkan ilmu.
Selain itu, Ma’ruf juga menyinggung pernyataan ulama bahwa tak ada dosa kecil kalau dilakukan secara terus menerus. Sebaliknya, tak ada dosa besar bila kerap melakukan istighfar.
“Kita nanti harus baca doa, baca istighfar, karena itu walau mungkin ada maksiat dilakukan, tapi nanti ujungnya banyak yang kembali kehadirat Allah,” katanya.
Apa Khabar Islam tapi Sekuler?
Sebagai negara dengan mayoritas penduduknya memeluk Islam memang benar. Mengucapkan syahadat juga menjadi syarat masuk surga itu juga benar. Namun, orang awampun faham bahwa surga itu tak mudah. Dan tujuan hidup seorang Muslim di dunia tentulah bukan hanya surga, namun lebih dari itu,ridha Allah swt, boleh melihat wajahNya.
Dengan melihat berbagai peristiwa yang terjadi di dunia umumnya, di Indonesia khususnya, Islam samasekali tidak mewarnai, bahkan yang berkembang pesat adalah Islamophobia. Yang sengaja dihembuskan oleh bangsa kafir berikut kaki tangan mereka yang berstatus pemimpin negara berpenduduk mayoritas Muslim.
Read more info "Surga Bagi Kaum Yang Bertakwa" on the next page :
Editor :Esti Maulenni