Duta Kekayaan Intelektual, Pembajakan Potensi Hakiki Pemuda

Dari tiga kepemilikan inilah, ada banyak kesempatan bagi negara untuk menerima sumbangsih pemikiran dalam bentuk apapun dari rakyatnya. Para intelektual, ilmuwan dan cendekiawan adalah yang paling mendapat tempat bagi pembaharuan dan kemaslahatan umat.
Bagaimana pada masa Khalifah Al-Makmun yang memberikan emas kepada Hunain bin Ishak seberat kitab-kitab yang ia salin ke bahasa Arab dengan ukuran yang sama beratnya. Semua orang boleh dan berhak bahkan wajib menyebarkan buku-buku tersebut ketika isinya adalah ajakan pada kebaikan.
Bahkan setiap orang berhak untuk menggandakan dengan cara apa pun. Tidak ada hak paten, sebab setiap ilmu yang sudah disebarkan secara syara menjadi milik umum.
Atau bagaimana pada abad ke-X dibawah kepemimpinan Sultan dari bani Samanid, dimana seorang ilmuwan Muhammad bin Zakaria ar-Razi dalam kitabnya Al-Hawi (abad X M), menggambarkan kincir air di Irak.
Buku ini menggambarkan output dari satu kincir air dengan ketinggian 5 meter di Irak dapat mencapai 22.000 liter/jam yang sangat bermanfaat bagi pertanian dan penggilingan. Dan masih banyak lagi.
Kejayaan Islam yang mampu menjadi support sistem terbaik bagi semua potensi manusia telah terbukti selama 1300 tahun lamanya, mengantar Islam menjadi sebuah peradaban cemerlang tiada banding.
Sebab, memanusiakan manusia, secara fitrah, Allah menciptakan manusia itu sama secara potensi namun berbeda secara kemampuan, dan hal itu bukan justru dimanfaatkan hanya untuk kepentingan materi semata, namun diriayah secara penuh sebagai bagian dari kewajiban negara kepada rakyatnya.
“Seorang imam (khalifah/kepala negara) adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyat dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rakyatnya.” (HR Bukhari dan Muslim). Karakter pemimpin yang demikian tidak akan muncul dalam sistem hari ini yang justru memisahkan agama dari kehidupan, dan berasaskan manfaat materi semata. Ia muncul dari penerapan syariat Islam secara Kaffah. Wallahu a’lam bish
Read more info "Duta Kekayaan Intelektual, Pembajakan Potensi Hakiki Pemuda" on the next page :
Editor :Esti Maulenni