Menjadi Mutiara Peradaban Islam Kaffah

foto ilustrasi. net
Tidak terasa kita sudah memasuki bulan suci Ramadan, tentunya keluarga muslim bergembira menyambut bulan mulia ini. Untuk itu, mengajak anak remaja agar mereka juga merasakan suasana kegembiraan ini merupakan hal yang tepat. Sehingga, Ramadan menjadi momentum bagi orang tua untuk lebih mempererat hubungan dalam ruang lingkup keluarga. Rasulullah Saw pernah bersabda, “Barang siapa yang bergembira akan hadirnya Ramadan, jasadnya tidak akan tersentuh sedikit pun oleh api neraka.” (HR An-Nasa’i).
Maka, untuk meminimalisir remaja dari kebiasaan nongkrong, kenakalan, dan arogan yang biasa dilakukannya selain di bulan Ramadan. Polres Pemalang melakukan patroli malam sampai dini hari, terutama pada bulan Ramadan. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kenakalan remaja yang marak terjadi pada malam sampai dini hari, seperti melempar balon air ke pengguna jalan dan menyalakan petasan," kata Kapolres Pemalang AKBP Yovan Fatika Handhiska Aprilaya melalui Kasat Samapta Iptu Nuryanto. Patroli ini menyasar ke sejumlah tempat keramaian hingga pemukiman penduduk. okezone.com 24/3/2023
Pentingnya remaja untuk mencintai bulan mulia di zaman ini sangatlah sulit, apalagi untuk menjadikan Ramadan sebagai momentum meraih ketakwaan. Begitu juga dengan orang tua sebagai pendidik, karena dengan kesibukannya mereka lupa untuk menjalin kedekatan dengan anak-anaknya terutama anak remaja. Padahal, remaja saat ini telah dikepung arus sekular-liberal.
Lemahnya iman disebabkan oleh arus moderasi beragama, dan hedonisme yang menjadi budaya. Peran orang tua tidak bisa sebatas melarang kemudian memarahi anak atau bersikap otoriter terhadap anak. Begitupun dengan agenda patroli, tidak cukup hanya sebatas penyisiran dan nasihat.
Masalahnya ada pengaruh buruk dari sekularisme yang dapat menjadikan remaja hari ini seringkali berpikir pendek dan berprilaku kurang beradab kepada siapapun. Persoalan yang menimpa remaja hari ini kebanyakan tidak terdeteksi sejak awal, yang menjadi akar penyebabnya karena hubungan yang ada hanya sebatas status, orang tua dan anak. Orang tua sibuk mencari nafkah untuk bisa membiayai anak. Sementara itu, anak remaja sibuk sekolah dan meminta nafkah kepada orang tua. Interaksi yang terjadi hanya seperti itu.
Untuk menjalin kedekatan dengan anak remaja, harus ada tahapan pembinaan yang dilakukan. Agar setidaknya mereka bisa mengendalikan dan mengalihkan hawa nafsunya. Rasulullah Saw, memberi wasiat kepada umatnya tentang cara mendidik anak. Yaitu ada tiga tahapan. 1. Usia anak 0 sampai 7 tahun , perlakukan ia seperti raja. 2. usia 8 sampai 14 tahun perlakukan ia seperti tawanan. 3. Usia 15 tahun keatas perlakukan ia seperti sahabat.
Mungkin terasa berat bagi kita sebagai orang tua, tetapi imbalan dari Allah tentu sangat besar apalagi di bulan mulia. Karena anak adalah amanah dari Allah Swt. Kalau bukan dari kita lantas siapa lagi sebab kondisi saat ini begitu memperihatinkan yang menimpa generasi muda muslim. Buruknya perilaku remaja tidak terlepas dari bagaimana lingkungan keluarga dan masyarakat serta sistem aturan yang diterapkan oleh negara.
Tentu keluarga muslim tidak menginginkan anak remajanya bermental keropos seperti ini. Membentuk keimanan yang kokoh agar menjadikannya sebagai pondasi pada diri remaja harus menjadi perhatian serius untuk menguatkan mental mereka. Maka setiap program ketaatan yang akan dijalani selama Ramadan harus dilandasi oleh keimanan. Dengan demikian harus ada pembinaan intensif guna memperdalam staqofah Islam agar membentuk kesadaran pada diri remaja. Sehingga mereka menjadi mutiara peradaban Islam yang cemerlang dibawah kesadarannya yang mantap. Bahwa berbagai amal soleh yang dikerjakan adalah karena perintah dari Allah Swt. Sang Pencipta manusia. Allah pun akan memberikan imbalan yang besar bagi kebahagiaan hidup manusia di dunia dan di akhirat.
Wallahu'alam bishshawab.
Penulis: Risminah_Komunitas Ibu Peduli Generasi
Editor :Esti Maulenni