Abainya Peranan Negara, Berdampak Badai PHK Kian Marak

SIGAPNEWS.CO.ID - Riuan pekerja di dalam negeri bahkan di belahan dunia, kembali terancam akibat PHK besar-besaran yang kian marak. Kabar terbaru, menimpa sebuah pabrik tekstil yang berlokasi di Cikupa, kabupaten Tangerang. Melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), terhadap 1.163 karyawannya (CNBC Indonesia,4/4/2023).
Diketahui, perusahaan tersebut adalah PT Tuntex Garment, yang banyak memproduksi pakaian bermerek seperti Puma.
Belakangan terjadi permintaan produksi menurun drastis, akibat resesi global terutama di negara Asia Timur. Padahal sebelum ditutup, perusahaan tersebut lebih banyak mengerjakan permintaan pesanan dari Puma.
Pada waktu yang bersamaan, BPJS Ketenagakerjaan, melaporkan klaim program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) sebesar Rp35,6 miliar per Februari 2023. Angka tersebut meningkat sekitar 23,562 persen, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya berjumlah Rp150 juta (Kumparan Bisnis,9/4/2023).
Oni Marbun, Deputi Bidang Komunikasi BpJamsostek, mengatakan bahwa peningkatan JKP tersebut tak lain dari melonjaknya angka PHK, terjadi dalam kurun setahun terakhir. Mulai dari sektor teknologi, seperti startup hingga industri manufaktur.
Bertambahnya angka pengangguran, merupakan dampak dari PHK massal baik di dalam maupun di luar negeri yang kian menggurita. Masyarakat kini tidak mempunyai pendapatan pasti, yang berakibat daya beli menurun, hingga efeknya terhadap permintaan produk semakin anjlok.
Hal ini merupakan buah dari penerapan sistem kapitalisme. Sistem ini menjadikan negara tidak independen dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi rakyat, melainkan bergantung terhadap para investor asing.
Dalam ekonomi kapitalisme, hanya bertumpu pada banyaknya korporasi raksasa yang berinvestasi di perusahaan tersebut. Alhasil kekayaan pun stagnan di pihak konglomerat saja.
Selain itu, sistem ini juga mengelola sektor ekonomi non riil yakni dalam aktivitasnya berdasarkan ekonomi spektakulatif. Seperti jual beli surat berharga (saham dan obligasi), serta kredit perbankan.
Hal demikian akan berakibat inflasi serta melambungnya nilai aset, yang berdampak pada harga dan investasi di sektor riil makin menurun. Kondisi demikian mengakibatkan terjadinya resesi hingga perusahaan mengalami gulung tikar serta PHK massal pun menjadi pilihan.
Sangat miris, pada saat ekonomi sedang melemah. Justru para pengusaha dengan sigap menyelamatkan asetnya, tanpa mempedulikan nasib pekerjanya. Hal ini menunjukkan bahwa negara abai dalam menjamin pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, termasuk lapangan pekerjaan di dalamnya.
Read more info "Abainya Peranan Negara, Berdampak Badai PHK Kian Marak" on the next page :
Editor :Esti Maulenni