Rezim Gagal Memberantas Korupsi Kembalikan Dengan Islam

Berbeda dengan sistem Islam. Ketika Islam diterapkan, orientasi kehidupan adalah akhirat. Ketika seorang penguasa atau pemangku kebijakan publik berkuasa, ia akan senantiasa berhati-hati dan aktivitasnya akan selaras dengan perintah dan larangan Allah Swt. sehingga kemungkinan kecil untuk korupsi.
Sayangnya, saat ini, dakwah Islam malah dipersekusi dan ajarannya dimonsterisasi seolah-olah berbahaya bagi negeri. Padahal, dakwah Islam yang menciptakan individu-individu bertakwa justru dapat mencegah terjadinya korupsi, yang secara tidak langsung berkontribusi bagi negeri untuk membunuh budaya korupsi sedari awal.
Dalam Islam, sebelum para pemangku kebijakan berkuasa, mereka telah diseleksi. Dari orang-orang yang terpilih, tidak hanya memiliki akidah yang kuat, melainkan juga pemahaman syariat yang mumpuni. Mereka juga profesional dan memiliki etos kerja yang baik. Walhasil, ketika menjalankan tugasnya, mereka akan berusaha melayani umat dengan sebaik-baiknya, bukan berpikir memanfaatkan jabatan untuk korupsi.
Mereka juga akan difasilitasi dengan gaji. Kebutuhan pokoknya akan dipenuhi. Di sisi lain, mereka memiliki kepribadian Islam yang akan mencegah mereka untuk korupsi. Kalaupun kemudian terjadi korupsi, pelakunya akan mendapatkan hukuman setimpal tergantung dari dampak korupsi pelaku tersebut. Hukumannya termasuk kategori takzir. Kalau dampaknya berakibat keparahan bagi publik, sanksinya bisa sampai pada hukuman mati.
Selain individu yang bertakwa, terdapat penegakan hukum syariat dan transparansi pendapatan para pemangku jabatan. Hal ini sebagaimana dilakukan oleh Umar bin Khaththab sebelum para pejabatnya berkuasa. Harta kekayaan mereka diaudit terlebih dahulu dan akan diaudit lagi setelah berkuasa. Kalau ada harta yang tidak wajar, bisa jadi indikasi sebuah penyalahgunaan kekuasaan.
Inilah upaya Islam sejak awal untuk mencegah budaya korupsi, yakni dengan mencetak individu-individu bertakwa dengan semangat tanggung jawab dan orientasi untuk melayani umat; yang memahami semua itu akan dimintai hisabnya oleh Allah Swt. kelak. Sikap budaya dan ekosistem seperti inilah yang kemudian akan mencegah terjadinya korupsi.
Sayangnya, saat ini, umat yang menginginkan kembalinya sistem Islam seperti tadi, justru dianggap sebagai pihak yang membahayakan negeri. Walaupun pada akhirnya, tuduhan itu tidak terbukti dan justru berbalik kepada mereka yang menuduh. Sesungguhnya para pelaku korupsilah yang nyata-nyata merugikan negara. Kalau begitu, tentu sudah saatnya kita mengganti sistem dan rezim yang korup ini dengan sistem Islam yang dapat memberantas korupsi secara tuntas.
Wallahualam.
Asyifa Nur Fadilah - Pengajar dan Aktivis Dakwah
Read more info "Rezim Gagal Memberantas Korupsi Kembalikan Dengan Islam" on the next page :
Editor :Esti Maulenni