Anggaran Olahraga Di Tengah Kemelaratan: Negara Gagal Menempatkan Kebijakan
SIGAPNEWS.CO.ID - Pesta olahraga Asia Tenggara yang dikenal dengan Sea Games 2023 diselenggarakan di Kamboja dari tanggal 5 Mei hingga 17 Mei. Sri Mulyani yang akrab disapa Ani, menyebutkan bahwa Indonesia menggelontorkan dana yang fantastis yakni sebesar Rp852,2 miliar. Dana tersebut digunakan untuk keperluan pembinaan hingga bonus bagi peraih medali.
Dengan perincian Rp522 miliar untuk pembinaan atlet sebelum barlaga Rp55,2 miliar digunakan bantuan kontingen menuju Kamboja. Rp275 miliar pemberian bonus bagi peraih medali termasuk atlet /pelatih/asisten pelatih. Dana tersebut diambil dari APBN melalui Daftar Isian Pelakanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Pemuda dan Olahraga Indonesia Kemenpora. Sri Mulyani pun mengatakan bahwa APBN akan terus hadir untuk mendukung sektor olahraga Indonesia.
Keberhasilan dalam event olahraga dianggap sebagai sarana yang dapat meningkatkan prastise negara di mata dunia. Sehingga negara dengan totalitas menyiapkan segala fasilitas, termasuk dana yang fantastis. Padahal, negeri ini masih dirundung persoalan yang jauh lebih penting dan mendesak untuk segera diatasi. Terkhusus yang menyangkut nyawa anak bangsa. Kemiskinan ekstrem dan juga stunting menjadi momok yang selalu membayangi negara berkembang ini. Fasilitas kesehatan dan pendidikan yang tidak memadahi dan berkualitas pun juga perlu diperhatikan.
Kemiskinan ekstrem adalah di mana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan primer. BPS mencatat bahwa September 2022, rakyat Indonesia 9,59% yakni 26,16 juta jiwa berada di bawah garis kemiskinan. Pun berdasarkan survei status gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan Prevalensi Balita Stunting, mencapai 21,6% di tahun 2022. Banyaknya gedung sekolah rusak menambah suram potret pendidikan Indonesia. Melalui CIC, Badan Pusat Statistik mencatat di tahun ajaran 2021/2022 60,60% gedung sekolah dasar mengalami kerusakan. Angka tersebut lebih tinggi dari tahun sebelumnya yakni 57,13%. Di jenjang SMP, kerusakan gedung sekolah 53,30% naik 2.74% dari tahun sebelumnya yakni 50,56%. Tidak hanya itu, masyarakat di daerah terpencil kesulitan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan karena fasilitas kesehatan yang terbatas. Di perparah dengan mahalnya kesehatan dan pendidikan yang hanya mampu di jangkau orang yang berduit.
Besarnya dana yang di keluarkan dari APBN untuk pesta olahraga di tengah kemelaratan dan buruknya gizi anak bangsa menunjukkan indikasi gagalnya menempatkan kebijakan yang benar dan tepat. Kemiskinan, fasilitas pendidikan dan kesehatan kurang dianggap prioritas. Wajar semua ini terjadi dalam kehidupan saat ini karena dunia dipimpin sistem Kapitalisme yang mejadikan materi dan kekuasaan di atas segalanya. Kepentingan politik, kelompok, kekuasaan, ekonomi diutamakan. Keberadaan pesta olahraga dan kemenangan akan bermanfaat bagi Indonesia. Mempermudah Indonesia dalam hubungan dengan negara lain termasuk didalamnya peluang kerja sama ekonomi. Kepemimpinan Demokrasi menafikan kepengurusan negara terhadap rakyat. Penguasa lebih membela para kapitalis.
Islam memiliki ukuran prioritas yang tepat yang harus di jalan oleh negara. Negara wajib menjamin terpenuhi kebutuhan primer bagi seluruh warga. Negara memastikan semua kebijakan untuk kemaslahatan umat. Syariat Islam diberlakukan dalam seluruh aspek kehidupan. Syariat Islam dilaksanan oleh negara didasari dengan ketakwaan individu. Pemimpin ibarat penggembala. Negara menjamin seluruh warga negara dipastikan terpenuhi kebutuhan primernya. Sandang pangan papan pendidikan dan kesehatan. Negara menyiapkan kesehatan dan pendidikan yang mudah dan berkualitas secara gratis. Karena kekuasaan adalah amanah yang kelak dimintai pertanggungjawaban di hari dimana manusia dibangkitkan dipadang Mahsyar. Rasulullah bersabda Kalian semua adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas orang yang ada dibawah kepemimpinanmu. Pemimpin inilah yang kita rindukan. Ada dalam kepemimpinan Islam.
Wallahua'lam bishawab
Asiyah - Aktivis Muslimah Gempol
Editor :Esti Maulenni