Remaja Merokok Membuat Resah

SIGAPNEWS.CO.ID - Seorang guru di Manado ditikam muridnya lantaran si murid tak terima ditegur merokok oleh sang guru. Alexander Warupangkey (54), guru SMK Ichtus tersebut, akhirnya tewas di tangan murid sendiri. Peristiwa yang kembali mencoreng wajah pendidikan.
Kasus semacam ini bukanlah hal baru. Potret buram pendidikan dengan berbagai macam kasusnya menoreh duka panjang dunia pendidikan. Generasi tak lagi berkarakter mulia. Moralnya rusak dan bejat.
Bagaimana nasib bangsa bila generasi masa depan sudah luluh lantak diterjang pola pikir dan pola sikap yang jauh dari agama?
Revolusi mental yang digagas pemerintah faktanya tak mampu membendung kerusakan yang sudah mengakar. Inilah yang menjadi tantangan terbesar bagi seorang Nadiem Makarim selaku Mendikbud.
Revolusi mental, efektivitasnya dalam membangun generasi berkarakter dan berakhlak mulia masih diragukan. Revolusi mental yang digagas Jokowi belum mampu menyelamatkan generasi dari seks bebas, narkoba, kekerasan, tawuran, aborsi, perundungan, hingga nilai kejujuran. Revolusi mental tak ubahnya jargon kosong yang tak bermakna.
Jika memang mau merevolusi mental generasi, harusnya diketahui sumber masalah kerusakan generasi. Setelah mengkaji dan mengetahui sumber masalahnya, barulah memberi solusi yang mampu mengobati dan menyelamatkan mereka dari virus yang merusak akal dan jiwanya.
Pendidikan Sekuler Mengancam Generasi
Harus diakui bahwa problem pendidikan yang terus saja bermunculan tak lepas dari akar masalah yang melingkupinya. Masalah karakter dan moral masih menjadi PR besar. Sistem sekuler menafikan peran Tuhan dalam kehidupan. Generasi semakin jauh dari nilai Islam.
Mereka justru lebih dekat dengan nilai liberal dan kental dengan nilai-nilai Barat. Buah dari kehidupan sekuler liberal yang dijalankan. Generasi kehilangan jati diri hakikinya sebagai hamba. Mereka tak lagi memiliki visi misi mulia di dunia. Kesenangan dunia seolah menjadi prioritas kehidupan.
Sistem pendidikan berbasis sekularisme hanya memproduksi manusia-manusia bebas nilai dan manusia sekuler tanpa fondasi. Sistem ini juga hanya mengajarkan arti kebahagiaan sebatas nilai materi. Alhasil, lahirlah generasi tanpa iman dan krisis moral.
Sekolah hanya untuk mengejar ijazah, kedudukan, dan materi berlimpah. Generasi dididik hanya untuk mengejar target pasar. Hal ini sesuai titah Jokowi kepada Mendikbud, yakni menyiapkan SDM siap kerja tanpa berfokus pada perbaikan karakter generasi.
Pentingnya Sistem Pendidikan Islam
Sebagaimana diketahui, dalam sistem pendidikan sekuler sebagaimana saat ini, peran agama (Islam) dikerdilkan, bahkan disingkirkan. Akibatnya sangat fatal. Di antaranya adalah dekadensi moral di kalangan remaja/pelajar yang makin parah, sebagaimana telah disinggung di atas.
Sebabnya, para remaja/pelajar tersebut tidak dibekali dengan bekal pendidikan agama yang cukup.
Oleh karena itu, di Indonesia yang berpenduduk mayoritas muslim, sistem pendidikan bukan saja harus mengikutsertakan agama (Islam).
Bahkan, sudah seharusnya Islam menjadi dasar bagi sistem pendidikan sekaligus mewarnai seluruh kebijakan pendidikan di tanah air.
Dalam Islam, pendidikan dapat dimaknai sebagai proses manusia menuju kesempurnaan sebagai hamba Allah Swt..
Read more info "Remaja Merokok Membuat Resah" on the next page :
Editor :Esti Maulenni