Subsidi BBM dan LPG Membengkak, Rakyat Hanya Mampu Berteriak

Montty membeberkan, pertimbangan mendasar dari manuver atau rencana kenaikan harga BBM bersubsidi itu, berasal dari selisih harga keekonomian yang makin lebar saat ini. Sehingga hal tersebut mengalami kenaikan dua kali lipat, dari perencanaan awal pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022.
"Dengan fluktuasi tersebut kita melihat berapa gap harga antara pertalite dan harga keekonomian, lalu gap harga solar dengan harga keekonomian dan juga LPG, makin kesini makin membengkak, makin membesar kalau kita hitung-hitung," tuturnya (Bisnis.com, 25/5/2022).
Dengan peraturan pemerintah yang ada saat ini, apakah akan mendatangkan solusi bagi rakyat? Faktanya justru sebaliknya, semakin menambah daftar panjang penderitaan mereka. Dengan berbagai persoalan hidup, ekonomi yang terus mencekik, sehingga tak dapat memperbaiki taraf hidup yang layak dan lebih baik.
Tanpa memikirkan nasib rakyatnya, kenaikan harga yang mengikuti trend dunia ini tidak lepas dari perjanjian yang dilakukan pemerintah. Dengan mengikuti pasar global, mau tidak mau negeri ini harus menuruti situasi yang sudah ditentukan. Jika harga komoditas naik di dunia Internasional, maka pemerintah sendiri harus ikut menaikkan.
Kenaikan harga minyak sendiri, tidak lepas dari permainan negara yang masuk pada Organization of the Petroleum Exporting Contries (OPEC). Mereka bisa saja menurunkan harga minyak dengan menambah pasokan, tetapi itu semua tidak dilakukan, karena salah satu negara yang berpengaruh (Rusia) tidak menginginkannya. Semua itu dikarenakan masalah keuntungan. (Muslimah News, 14/7/2022).
Read more info "Subsidi BBM dan LPG Membengkak, Rakyat Hanya Mampu Berteriak" on the next page :
Editor :Esti Maulenni