Badai PHK Industri Start Up, Rapuhnya Kapitalisme

SIGAPNEWS - Pandemi Covid-19 mereda, manusia bebas lagi beraktifitas di luar tanpa harus jaga jarak. Prokes memang masih menjadi syarat setiap kegiatan namun sudah mulai longgar. Perekonomian pun digadang membaik bahkan mencapai periode puncaknya. Namun apa di kata, ternyata badai PHK datang tidak dapat ditolak dari industri startup. Mengapa demikian?
Hegemoni Kapitalisme Global
Fenomena badai PHK perusahaan rintisan atau yang lebih dikenal dengan perusahaan startup tak hanya terjadi di luar negeri namun juga di dalam negeri. Misal, startup edu-tech, Zenius, yang telah berhasil menggalang dana puluhan juta dolar Amerika Serikat telah mengumumkan PHK 200 pegawai.
Disusul Link Aja, hingga JD.ID. Sedangkan di luar negeri ada perusahaan Robinhood yang memangkas 300 karyawan, begitu juga Netflix yang melakukan PHK 150 pegawai, dan Cameo memangkas 87 pegawainya (cnbcindonesia.com, 29/5/2022).
Bendahara Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) sekaligus Managing Partner Ideosource Venture Capital, Edward Ismawan Chamdani, mengaku tak kaget melihat startup mulai memilih strategi efisiensi lewat PHK karyawan. Menurutnya keputusan seperti ini merupakan hal yang biasa, dan menjadi dampak dari keputusan bisnis yang belum tepat.
"Saya enggak bilang salah, tapi keputusan bisnis dalam arti apakah bisnis modelnya belum tepat atau target market-nya masih salah, atau ada value change yang mereka fokusnya terlalu lebar," ujar Edward kepada CNBC Indonesia.
Read more info "Badai PHK Industri Start Up, Rapuhnya Kapitalisme" on the next page :
Editor :Esti Maulenni