Islam Tegak, KDRT Beranjak
SIGAPNEWS.CO.ID - Rumah atau keluarga seyogianya adalah tempat beristirahat dan ruang melepas penat setelah seharian menghadapi berbagai hal yang menimbulkan kekesalan, kekecewaan, dan setumpuk masalah yang dihadapi di luar sana. Akan tetapi, apa hendak dikata, ketika banyak rumah malah menjadi sebuah tempat yang tidak aman; menimbulkan ketakutan; dan trauma yang mendalam.
Banyak peristiwa yang mengenaskan kerap terjadi di dalam rumah yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman. Kalau rumah saja sudah seperti ini. Ke mana harus mencari keamanan dan kenyamanan hidup?
Seperti yang masih hangat menjadi bahan perbincangan di masyarakat, peristiwa KDRT yang menimpa salah seorang artis. Kasus tersebut sedang ditangani pihak berwajib. Kasus dugaan KDRT yang dialami artis tersebut menambah deretan kasus kekerasan terhadap perempuan di Tanah Air.
Selain kasus tersebut, ada juga suami yang tega membunuh istrinya, padahal istri seharusnya dilindungi. Masih banyak berita-berita tentang kekerasan dalam rumah tangga yang berseliweran di sekitar kita.
Termasuk dalam kasus KDRT adalah kekerasan seksual terhadap anak yang juga kerap terjadi di rumah dengan pelakunya orang-orang terdekat; orang-orang yang seharusnya menjadi pelindung bagi anak.
Berdasarkan data Kementerian PPPA, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan pada periode 1 Januari 2022 hingga 21 Februari 2022 tercatat sebanyak 1.411 kasus (Tribratanews.polri.go.id, 1 Oktober 2022).
Sungguh miris, data yang tercatat selama kurang lebih dua bulan sebanyak itu. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kehidupan setiap keluarga sedang tidak baik-baik saja. Kondisi seperti ini perlu penanganan yang serius untuk memulihkan keluarga yang aman, nyaman, dan menenteramkan.
Mengapa terjadi KDRT dalam rumah tangga?
Jawabannya, sebagian besar KDRT dipicu oleh kondisi ekonomi keluarga. Mayoritas masyarakat berada dalam kondisi ekonomi menengah ke bawah. Ketika kebutuhan ekonomi tidak dapat terpenuhi, ditambah dengan keimanan yang kurang, maka akan menimbulkan ketidakharmonisan dalam keluarga, bahkan sampai pada percekcokan ataupun KDRT.
Hal ini terjadi karena dalam sistem kapitalisme, kebahagiaan diukur dengan materi. Ketika materi tidak terpenuhi, hal itulah yang menimbulkan keributan/pertengkaran.
Read more info "Islam Tegak, KDRT Beranjak" on the next page :
Editor :Esti Maulenni