Ironis, Politik Baik Tapi Tak Berdampak Pada Rakyat

SIGAPNEWS.CO.ID - Lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) melakukan survei nasional yang digelar pada 1-7 Maret 2023 tentang kondisi politik Indonesia saat ini. Hasil survei nasional tersebut menunjukkan bahwa kondisi politik Indonesia saat ini tidaklah buruk.

42% responden menilai kondisi politik hari ini baik dan 1% menilai sangat baik. Namun, dalam survei yang sama, 76% responden menilai kondisi politik hari ini tidak berdampak apa-apa pada kehidupan mereka. 5% sisanya menilai sangat tidak berdampak. (tirto.id, 12/3/2023).

Untuk kondisi ekonomi saat ini, 53% responden menilai kondisinya buruk dan 3% sisanya mengaku sangat buruk. Kondisi itu berpengaruh ke aktifitas rumah tangga 57% responden. Bahkan 8% lainnya mengaku sangat berdampak. (tirto.id, 12/3/2023).

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, merinci sebanyak 41% responden menjawab tidak puas saat ditanya penilaian umum dan kepuasan atas pemerintahan Jokowi. "Sisanya, 43% menjawab puas, 9 % menjawab sangat puas, 5% menjawab sangat tidak puas dan 2% menjawab tidak tahu," kata Dedi melalui keterangannya, Sabtu (11/3). (cnnindonesia.com, 11/3/2023).

Dedi menjelaskan beberapa hal yang memengaruhi kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi yaitu, 42,5 persen karena bantuan sosial, 21,4 persen pembangunan infrastruktur, 4,2 persen merakyat dan sederhana, dan 1,7 persen berhasil mengurangi kemiskinan. Kemudian 1,1 persen mengendalikan harga kebutuhan pokok, 1,1 persen menjaga keamanan nasional, 1 persen penegakan hukum, 1 persen pemberantasan korupsi. Sementara hal-hal lainnya hanya mendapatkan respon responden di angka 0,2 sampai 0,9 persen. (cnnindonesia.com, 11/3/2023).

Bila dilihat dari data di atas, Indonesia Political Opinion (IPO) menunjukkan temuannya bahwa politik dalam keadaan baik, namun tidak berdampak baik pada rakyat. Secara tidak langsung, hal ini menunjukkan bahwa politik tidak berpengaruh pada rakyat, namun jelas berpengaruh pada kelompok tertentu, yaitu oligarki.

Dengan demikian, nyatalah bahwa rakyat memang tidak pernah diperhatikan. Hal ini merupakan keharusan dalam sistem demokrasi kapitalis karena kekuasaan berada di tangan para pemilik modal. Rakyat hanya menjadi korban atas kejinya sistem yang berlaku di negeri ini. Politik dikatakan baik, tapi tak berdampak dan berpihak pada rakyat, sehingga kehidupan rakyat dari hari ke hari semakin sulit dan pemerintah seolah menutup mata dan telinga atas kondisi ini.

Lagi-lagi yang diuntungkan adalah para pemilik modal karena penguasa di negeri ini hanya memfokuskan kepentingan dan keinginan mereka. Sementara, tanggung jawab pemerintah sebagai periayah dan pelindung rakyat yang memenuhi semua kebutuhan rakyat dilalaikan begitu saja.

Berbeda halnya dengan politik Islam. Dimana penguasa adalah pengurus rakyat, bahkan rakyatlah yang memiliki kekuasaan. Negara berjalan sesuai dengan aturan Islam. Penguasa akan diminta pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT atas amanah kekuasaannya tersebut, sehingga para penguasa takut untuk melalaikan kewajibannya terhadap rakyat.

Oleh karena itu, hanya politik Islamlah yang berdampak baik bagi rakyat karena setiap kebijakannya adalah kebijakan Islam yang berasal dari satu-satunya yang berhak membuat hukum, yakni Allah SWT sehingga hidup rakyat menjadi berkah. Wallahua'lam bishshowaab.

Fina Fadilah Siregar - Aktivis Muslimah