Pemuda di Sistem Kapitalis Sekuler

foto ilustrasi. net
Delapan remaja di Palembang diamankan Polisi karena hendak tawuran, TribunSumsel.Com, Palembang.
Hal ini dibuktikan dengan temuan puluhan sajam yang mereka simpan saat berkumpul.
Delapan orang tersebut masing-masing diamankan dari wilayah Seberang Ulu I, kawasan Cinde, dan wilayah Soak Simpur Sukarami.
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Mokhammad Ngajib didampingi Kasat Reskrim AKBP Haris Dinzah mengatakan, dari hasil ini pihaknya menyita 20 senjata tajam meliputi pedang, celurit, tombak, dan gergaji yang dimodifikasi.
Para remaja ini hendak melakukan tawuran namun belum berhasil tawuran anggota Reskrim, dan Polsek Seberang Ulu I mengamankan mereka dengan barang bukti, sejumlah senjata tajam, " ujar Ngajib, Jumat (24/3/2023).
Ngajib menjelaskan jika tidak ada korban dari aksi tersebut, dikarenakan tawuran belum dilakukan.
"Tidak ada korban, Karena mereka baru mau melakukan tawuran saat anggota patroli ditemukan sajam yang mereka simpan, Tidak ada indikasi begal sepertinya remaja ini memang mau tawuran, " katanya.
Untuk mengantisipasi tawuran selama bulan Ramadhan, pihaknya rutin melakukan patroli malam secara mobile di setiap Polsek-polsek.
"Polsek-polsek kami kerahkan untuk melakukan patroli di wilayahnya masing-masing, selama malam hari di bulan Ramadhan, " katanya.
Salah satu remaja yang diduga hendak tawuran, diamankan Polsek Seberang Ulu I di Jalan KH Wahid Hasyim Kelurahan 2 Ulu.
Febri (19) warga 7 Ulu remaja yang diamankan Polsek Seberang Ulu I bersama rekannya Kevin (15) mengatakan saat itu ia dan rekan-rekannya tengah berkumpul dan belum melakukan tawuran.
"Rencana mau tawuran di 5 Ulu pak, tidak ada janjian lewat Instagram cuma menunggu saja rombongan musuh, Musuhnya di 5 Ulu juga, " kata Febri.
Kasus seperti ini sudah lama terjadi dan tak pernah usai justru bertambah parah,
Anak pemuda masa sekarang lebih senang ketika di ajak melakukan kemaksiatan ketimbang di ajak belajar tentang agama
Mereka lebih asyik dengan kegiatan- kegiatan yang sebenarnya tidak ada manfaatnya, dengan perbuatan tersebut menganggu ketenangan orang lain, dan bahkan merugikan orang dengan membuat onar yang membuat resah orang lain.
Seperti tawuran, begal, main game online, judi online, dan bahkan terjebak pinjol .
Melihat kejadian ini miris sekali, harapannya para pemuda akan menjadi penerus generasi yang milenial yang punya semangat dan kecerdasan, untuk memimpin peradaban islam, justru di hancurkan dengan tindakan seperti ini?
Lalu apa yang membuat kasus ini tak usai ?
Tentu saja karena islam sudah sangat di jauhkan dari kehidupan dalam tatanan negaranya, islam hanya di jadikan sebagai agama yang bersifat individual, yang seakan-akan mencukupkan hanya sebatas agama saja, bukan sebagai idiologi sebagai tatanan kehidupan yang mana di dalamnya terdapat pemikiran, serta tata cara penerapan hukumnya, harus sama-sama berlandaskan islam.
Didalam islam, ketika terjadi kejahatan ataupun tindakan yang tidak sesuai dengan islam maka harus di lakukan tindakan atau hukuman sesuai dengan islam, seperti halnya membunuh tanpa alasan yang syar'i, maka harus di kenakan hukum qisos,begitupun dengan perbuatan-perbuatan yang lain ketika melanggar, harus di kenakan sanksi sesuai dengan islam dan tidak ada tawar menawar di situ, apalagi suap menyuap, islam mempunyai aturan yang tegas dan lengkap yang harus di terapkan agar menimbulkan efek jerah, sehingga kejadian seperti itu tidak terulang lagi.
Namun semua ini tidak akan terlaksana ketika dalam penerapan hukumnya lahir dari sistem kapitalis sekuler, yang mana aturannya menjunjung tinggi kebebasan, termasuk kebebasan dalam bertingkah laku,tidak ada solusi lain kecuali adanya negara islam, yaitu khilafah yang di pimpin oleh seorang khalifah.
Yang mana penerapan hukumnya harus berasal dari islam.
Islam sebagai solusi dalam segala problem kehidupan.
Hanya dengan islam, masyarakat akan mendapatkan keadilan dan kesejahteraan.
Wallahu a'lam bishawab.
Editor :Esti Maulenni