Mencari dan Menjadi Sahabat Surga

SIGAPNEWS.CO.ID - Pernahkah terbesit didalam benak kita, apa tujuan hidup kita di dunia? Serta keinginan hidup bahagia di akhirat kelak! Sudah tentu tujuan hidup kita di dunia hanya untuk meraih rida Allah dan di akhirat kelak ingin mendapat Surga-Nya. Adapun masuk surga-Nya tentu, ingin bersama dengan orang-orang yang kita cintai dan sayangi sewaktu di dunia.
Jika demikian, tentunya kita harus berusaha dan berupaya sekuat kemampuan yang ada agar rida Allah kita dapati. Yang pasti, bukan hanya sekedar ibadah di malam hari, puasa di siang hari, tapi kita harus benar-benar tahu tentang gejala zaman yang makin meresahkan. Ya, dengan cara amar ma'ruf nahi munkar, dan berjuang membela agama Allah, InsyaAllah apa yang kita perjuangkan menjadi amal shaleh. Penting untuk dipikirkan juga adalah dengan cara menjalin silaturahmi atau berteman dekat dengan orang sholeh/sholehah, mencari teman harus cerdas jangan asal pilih teman, carilah teman yang seiman agar bisa saling mengingatkan bila langkah kita keliru atau tidak sesuai syara'.
Memang benar, mengutip dari apa yang kita baca, bahwa seseorang akan gampang terpengaruh oleh hal yang tidak benar, jika tidak memilih dengan baik siapa yang akan dijadikan teman hanya akan membawamu pada pergaulan yang tidak benar. Bukan tidak mungkin, kamu jadi terpengaruh oleh kebiasaan tidak baik yang dimiliki oleh temanmu. Bahkan, bisa saja kamu jadi menormalkan kesalahan mereka. Semakin kamu dekat dengan orang-orang yang gak baik, berteman dengan mereka, bertemu dan terus berinteraksi dengan mereka setiap hari, semakin sulit bagimu untuk melepaskan diri. Alhasil dengan mudahnya kamu pun akan terpapar berbagai hal tidak baik pula. idntimes.com (25/5/2023)
Mengutip dari salah satu riwayat Nabi. Bahwa Rasulullah Saw bersabda yang artinya. “Perumpamaan teman yang baik dan yang jahat adalah seperti orang yang membawa minyak wangi dan tukang pandai besi. Yang membawa minyak wangi, boleh jadi dia memberimu, atau kamu membeli daripadanya, atau paling tidak kamu mendapatkan harum semerbak daripadanya. Adapun tukang pandai besi, boleh jadi bajumu terbakar karenanya, atau kamu mendapatkan bau busuk daripadanya." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Secara tersirat, hadits tersebut menjelaskan tentang arti pertemanan bagi seseorang. Jika berteman dengan orang baik, seorang Muslim bisa menjadi baik. Namun, jika berteman dengan orang yang buruk, ia pun bisa ikut demikian. Secara fitrahnya, manusia diciptakan untuk saling hidup berdampingan dan berpasangan. Begitupun dalam memilih seorang teman atau sahabat sebagai pendamping hidup kita, yang mana nantinya menjadi jembatan bagi kita untuk kembali bertemu di surganya Allah.
Dalam pandangan Islam, terciptanya hubungan berupa persahabatan merupakan salah satu hal yang sangat dianjurkan oleh Allah SWT. Namun tidak diperkenankan bagi seorang hamba untuk berteman dekat dengan seseorang yang jauh dari ajaran Allah Swt.
Rasulullah Saw bersabda. "Seseorang tergantung pada agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang dia jadikan sebagai teman dekat." Maka dari itu, dalam menjalin pertemanan kita harus berasaskan lilLah, (ikhlas karena Allah), jangan sampai kita cari teman karena ada kepentingan dunia, karena yang demikian asas nya adalah asas manfaat, inilah pertemanan yang berbahaya, dan akan menimbulkan saling fitnah di akhirat kelak. Naudzubillahi min dzalik tsumma naudzubillah
Jika ditanyakan kembali, apakah kita sudah memiliki teman surga? Lantas bagaimana caranya mencari teman yang dapat mengantarkan ke surga? kalau begitu kita jangan hanya menuntut teman-teman surga, sedangkan kita sendiri tidak memiliki ciri-ciri teman surga. Nah, inilah yang penting, ada lima prinsip berteman surga yang harus kita miliki.
Pertama, akidah adalah dasar pertemanan dalam Islam.
Firman Allah Taala, “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara. arena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.”(QS Al-Hujurat [49]: 10)
Read more info "Mencari dan Menjadi Sahabat Surga" on the next page :
Editor :Esti Maulenni