Ajaran Islam Itu Untuk Diikuti, Bukan Distigmatisasi

Bahkan aklhir-akhir ini ajaran Islam kafah yang membahas pengaturan Islam dalam aturan kehidupan dilabeli istilah radikal yang menginspirasi tindak terorisme. Maka tidak heran pelaku terorisme selalu beragama Islam karena istilah teror dan terorisme di negeri ini hanya berlaku jika pelakunya beragama Islam, sebagaimana amanat negara AS yang memerangi terorisme pasca tragedi 911 di WTC umat Islam dan ajaran Islam selalu didudukkan sebagai sumber terorisme.
Seharusnya di Indonesia–yang mayoritas penduduknya beragama Islam– pemerintah wajib melindungi hak warganya. Dengan tidak mengikuti standar AS dalam menilai tindak terorisme itu dilakukan orang Islam, karena ajarannya menginspirasi tindak kekerasan.
Selain itu, di dalam Islam jelas tidak mengajarkan kekerasan sebagai upaya seorang muslim dalam mengubah keadaan yang tidak ideal. Dalam dakwah Rasulullah Saw. di Makkah, Rasul tidak pernah melakukan tindak kekerasan meski musuhnya saat itu kafir Quraisy sering kali melakukan kekerasan berupa penyiksaan secara fisik dan batin berupa makian, fitnah, hingga boikot secara ekonomi.
Adapun ajaran berjihad berperang melawan musuh-musuh Allah hanya dilakukan Rasul setelah Islam berdiri menjadi sebuah negara di Madinah, sehingga dakwah juga disebarkan dalam peperangan jihad fii sabilillah.
Namun, kondisi saat ini belum adanya negara yang menerapkan hukum Islam secara kafah maka dakwah Islam tidak dapat dilakukan dengan tindak fisik kekerasan. Dakwah yang dilakukan harus mengikuti metode Rasul di Makkah, yaitu dengan pembinaan pada umat dan mengetuk pintu hati mereka, agar umat turut berjuang untuk menerapkan sistem Islam secara kafah.
Untuk menghentikan stigmatisasi dan kriminalisasi terhadap umat Islam dan ajarannya, harus diterapkan sistem Islam kafah dalam naungan sebuah negara. Sehingga tidak ada umat Islam yang dikambinghitamkan atau difitnah sebagai teroris hanya karena melakukan kewajibannya seperti berdakwah. Sebab, ajaran Islam yang indah itu untuk diikuti dan diterapkan bukan untuk distigmatisasi.
Wallahualam bissawab.
Read more info "Ajaran Islam Itu Untuk Diikuti, Bukan Distigmatisasi" on the next page :
Editor :Esti Maulenni