Berdendang Bergoyang Festival 2022, Benarkah Usung Semangat Sumpah Pemuda?

Oleh karena itu, seharusnya aparat sudah bisa melakukan mitigasi acara, apalagi diketahui adanya penjualan tiket overkapasitas. Ditambah lagi acara disertai dengan kemaksiatan yaitu adanya minuman keras.
Di sisi lain pemberian izin untuk acara ini tak sejalan dengan tema yang diusung oleh Kemenpora. Bahkan disinyalir tidak mengusung semangat sumpah pemuda. Apalagi mendatangkan manfaat bagi pembentukan karakter generasi sebagai pilar peradaban cemerlang. Sama sekali tidak!
Dari sini muncul pertanyaan, akankah peserta konser berdendang bergoyang tersulut semangatnya seperti para pahlawan yang telah memperjuangkan persatuan dan kesatuan seluruh komponen masyarakat dalam rangka membebaskan tanah air dari penjajahan? Tentu saja tidak! Faktanya yang terjadi justru kemaksiatan. Sehingga tidak akan mungkin lahir sosok-sosok generasi yang berjiwa pahlawan, seperti Mohammad Yamin, Djoko Marsaid, Amir Syarifuddin Harahap, Bung Tomo, Panglima Jendral Soedirman, Teuku Umar, Cut Nya’ Dien, Cut Meuthia, Bung Tomo, Pangeran Diponegoro, K.H. Ahmad Dahlan dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dengan demikian, kenyataan ini menunjukkan pemerintah benar-benar tidak memiliki perhatian terhadap pembangunan manusia khususnya generasi muda. Maka hal ini merupakan sebuah kewajaran karena faktanya negeri ini adalah pengusung sistem kapitalis liberal. Anak asuh sistem ini adalah demokrasi, sehingga apa pun yang menjadi keputusan dianulir sebagai suara rakyat dan para penguasa yang duduk di pemerintahan adalah wakil-wakil rakyat.
Wakil-wakil rakyat tersebut bisa duduk sebagai pejabat dengan melalui proses yang panjang dan biaya yang mahal. Oleh karena itu setiap momen yang digelar selayaknya bisa menghasilkan cuan, sekalipun melanggar ketentuan dan tidak memberikan pengaruh atas nilai-nilai yang disodorkan.
Dengan menelaah kejadian di atas, berapa cuan yang bisa mengalir ke kantong pejabat? Melalui penjualan tiket yang melebihi kapasitas tapi nihil pengamanan, penarikan pajak dari para pedagang di arena kongser, pajak dari transportasi, dan pemasukan lainnya.
Dari sini tampak nyata bahwa yang dituju hanyalah penghasilan berupa materi, tanpa memikirkan bagaimana keselamatan penonton dan cara pergaulan selama acara berlangsung. Sehingga dengan event ini tidak mungkin bisa melahirkan semangat Sumpah Pemuda di kalangan generasi muda. Maka fakta ini jelas berbeda ketika Islam diterapkan sebagai sebuah sistem.
Sejak awal Islam didakwahkan oleh Rasulullah saw. hingga berhasil menjadi sebuah pemerintahan Islam, lalu dilanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin dan para Khalifah sesudahnya. Sungguh, para pemimpin ini benar-benar memperhatikan, memikirkan, dan mengayomi rakyatnya. Hal ini terjadi karena mereka meyakini Islam sebagai ideologi. Mereka mempelajari, meyakini, dan menerapkan Islam dalam kehidupan sehari-hari, termasuk pada generasi penerusnya. Dari sini lahirlah para generasi Islam yang memiliki posisi penting dan strategis.
Read more info "Berdendang Bergoyang Festival 2022, Benarkah Usung Semangat Sumpah Pemuda?" on the next page :
Editor :Esti Maulenni