Ajaran Islam Itu Untuk Diikuti, Bukan Distigmatisasi

SIGAPNEWS.CO.ID - Siapa yang tidak jatuh hati dengan ajaran Islam? Mungkin hanya manusia yang mati hatinya,ketika tidak dapat melihat keindahan ajaran Islam.
Sebagaimana Umar bin Khattab ra. yang sebelumnya adalah musuh Islam–yang terdepan dalam memusuhi Islam–pada masanya. Justru ketika Umar dipenuhi amarah saat tahu adik dan sepupunya memeluk Islam, ia hendak membunuh Nabi Muhammad Saw., tetapi hatinya serta-merta luruh dengan keindahan ajaran Islam yang dibaca dari Al-Qur'an Surat Thaha. "Alangkah eloknya kalimat-kalimat ini, betapa mulianya ajaran-ajaran yang dikandungnya. Sungguh tak ada manusia yang mampu membuat kalam seindah ini," katanya.
Sangat konyol jika saat ini ada pula pihak yang menstigmatisasi, bahkan mengkriminalisasi ajaran Islam sebagai sumber inspirasi kejahatan terorisme. Sedangkan seorang Umar yang terbiasa dengan kekerasan saja bisa melunak karena ajaran Islam. Bagaimana mungkin ajaran Islam dianggap sebagai inspirasi kejahatan hingga setiap tindak kekerasan yang dilakukan umat Islam disebut tindak terorisme, sedangkan tindakan kekerasan yang pelakunya bukan orang Islam tidak disebut terorisme, tetapi diperhalus dengan sebutan tindak saparatisme. Sehingga upaya stigmatisasi ajaran Islam di negeri ini semakin jelas terjadi.
Peristiwa yang baru saja terjadi, seorang muslimah berkerudung dan bercadar menodongkan senjata api kepada salah satu pasukan pengamanan presiden (Paspampres) yang menghampiri pelaku di luar Istana Merdeka, karena pelaku diduga menunjukkan gerak-gerik mencurigakan pada 25 Oktober lalu.
Badan Nasional Penanggulan Terorisme (BNPT) merilis penelusuran atas peristiwa tersebut bahwa pelaku bernama Siti Elina adalah seorang aktivis dakwah yang sering mengampanyekan khilafah di media sosialnya, menurut Direktur Pencegahan BNPT R Ahmad Nurwakhid, "Ia juga diketahui sering mengunggah propaganda khilafah melalui akun media sosialnya." Dalam penelusarannya tidak disebutkan motif dan asal senjata api yang digunakan pelaku. BNPT justru lebih menyoroti keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme yang bukan lagi menjadi pendukung, tetapi pelaku aksi terorisme.
Menurut Ahmad Nurwakhid berujar, “Perempuan harus diberikan pencerahan karena sebagai salah satu sasaran potensial dari jaringan terorisme." (gelora.co,25 Oktober 2022)
Selain penangkapan Siti Elina karena telah menodongkan senjata api pada Paspampres, Densus 88 Antiteror juga menangkap tiga orang terduga terorisme di Sumenep, Jawa Timur tanggal 28 Oktiober 2022.
Read more info "Ajaran Islam Itu Untuk Diikuti, Bukan Distigmatisasi" on the next page :
Editor :Esti Maulenni