Pendidikan Berjaya, Ketika Islam Diterapkan Di Dunia

SIGAPNEWS.CO.ID - Pendidikan merupakan komponen penting sebuah peradaban dan keberlangsungan negara. Sehingga perlu berpikir serius agar dari lini pendidikan mampu mencetak generasi yang handal dan mampu bersaing. Kita masih ingat bagaimana saat Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) yang dijabat oleh Mohammad Nasir (2019) ketika menghadiri sarasehan Asosiasi Badan Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI) di Jakarta. Beliau mengatakan terkait dengan reformasi kebijakan pembukaan program studi sebagai salah satu untuk menghadapi revolusi industri 4.0. (ristekdikti.com, 25/01/2019)
Saat ini kita telah menyaksikan bersama bahwa pendidikan tinggi telah merealisasikan apa yang tersebut di atas. Lewat pendidikan vokasi, keluaran yang dihasilkan mampu langsung diserap oleh industri. Artinya, langsung dapat bekerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki serta mampu bersaing secara global.
Sebagaimana dikutip pada laman simak.ui.ac.id (2022) program vokasi adalah program pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi yang bertujuan mempersiapkan tenaga kerja yang dapat menetapkan keahlian serta keterampilan. Ditambah lagi siap untuk terjun ke dunia kerja dan mampu bersaing.
Tampak bahwa pendidikan vokasi ini menjadi pembahasan isu nasional. Tentunya karena menjadi salah satu cara untuk peningkatan sumber daya manusia di negeri ini. Bahkan pemerintah terus berupaya dan mendorong agar perguruan tinggi yang ada untuk selalu melakukan inovasi, utamanya dalam hal kurikulum yang diterapkan. Bak gayung bersambut, pihak perguruan tinggi pun melakukan apa yang diamanahkan, yaitu mengganti kurikulum yang ada menjadi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Persolan pendidikan di negeri ini menjadi salah satu masalah yang belum terpecahkan sampai saat ini. Mulai dari kurikulum yang main ambil sana sini dan ajang uji coba. Kemudian buka tutup program studi dan masih banyak lagi yang lain. Apalagi sekarang program yang dikeluarkan mengharuskan para lulusan untuk mampu bersaing dan langsung terserap pada dunia kerja.
Sayangnya kita melihat bahwa hal ini hanyalah sebuah program yang akan menelurkan para pekerja. Sehingga dapat dikatakan bahwa lulusan yang ada hanya akan menjadi bawahan dan pekerja dari sebuah perusahaan atau industri. Mereka akhirnya hanya memikirkan bagaimana lulus dengan waktu yang cepat dan sesuai target. Karena jika berlama-lama akan mengeluarkan biaya yang tentunya tak sedikit.
Read more info "Pendidikan Berjaya, Ketika Islam Diterapkan Di Dunia" on the next page :
Editor :Esti Maulenni