Counter Gengster

Gengster bertentangan dengan fitrah manusia. Bagi yang menyesal masih ada kesempatan bertaubat, bertaubatlah. Namun bagi yang tidak ada azam untuk bertaubat, hendaklah berfikir, seandainya dirinya yang ada pada posisi korban, atau keluarganya, pasti tidak akan ridha, karena disitu ada gharizah na’u (naluri melestarikan jenis).
Allah memerintahkan manusia untuk menahan amarah sebagaimana hadits berikut:
"Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi Saw. Beliau bersabda: Orang yang kuat bukanlah orang yang jago gulat, tetapi orang kuat adalah orang yang dapat menahan dirinya di kala sedang marah." (HR Bukhari dan Muslim)
Mengendalikan amarah bisa dilakukan dengan duduk jika sedang berdiri, berwudhu hingga shalat, dan memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syetan. yaitu mengalihkan gharizah baqa keda gharizah tadayyun (naluri beragama), mempererat hubungan dengan Allah. Selain itu Allah memerintahkan agar dalam berinteraksi dengan sesama manusia menampilkan akhlak yang baik.
Untuk mengcounter gengster memerlukan elemen-elemen pendukung yang saling berkitan. Tiga elemen penting yakni ketakwaan individu, kontrol masyarakat dan penegakan aturan oleh negara. Ketakwaan individu, dibangun dengan pembinaan baik secara intensif maupun pembinaan umum, pada keluarga, sekolah dan masyarakat. Kontrol masyarakat akan terbangun ketika masyarakat memiliki pemikiran, perasan (syu’ur) dan peraturan yang sama yaitu Islam.
Negara menegakkan aturan dengan sistem sanksi yang akan menjadikan efek jera pada pelaku gengster dan kejahatan lainnya serta mencegah orang yang belum melakukan untuk meniru. Disamping itu, berhentinya manusia dari kemaksiatan, akan mendatangkan keridhaan Allah. Persoalan gengster akan tuntas jika aturan Islam yang ditegakkan dengan sistemnya. Wallahu A’lam.
Read more info "Counter Gengster" on the next page :
Editor :Esti Maulenni