Kenakalan Remaja Semakin Merajalela, Salah Siapa?

SIGAPNEWS.CO.ID - Maraknya kasus buliying yang terjadi di kalangan remaja terus berulang. Seperti yang terjadi baru-baru ini, seorang anak SD di Tasik Malaya Jawa Barat meninggal dunia setelah dipaksa menyetubuhi kucing oleh temennya. Aksi ini diduga membuat korban sakit dan nyawanya tidak terselamatkan (Detik.com Selasa 26/7/2022)
Kasus buliying juga terjadi terhadap penyandang disabilitas asal Cirebon Jawa Barat, dilakukan oleh sekelompok remaja berseragam SMA, mereka tanpa ampun melakukan kekerasan fisik pada korban. pristiwa itu terjadi di desa Bojong Kulon kecamatan Susulkan, kabupaten Cirebon Jawa Barat. Detik Jabar Rabu 21/9 2022.
Dan selanjutnya pada tgl 19/11 terjadi di SMP Baiturrahman Bandung, siswa yang mengenakan baju Olahraga dipasangkan helm berwarna merah oleh temen-temennya dan setelah helm dipasang, siswa tersebut langsung ditendang kepalanya sebanyak tiga kali hingga korban tumbang dan pingsan.
Dan pada tgl 19 November 2022 terjadi kasus bullying pelajar terhadap seorang nenek di Tapanuli Selatan (Tapsel) sumatra Utara. Para pelajar sebanyak 6 orang mendatangi korban, tidak berlangsung lama salah satu pelajar turun dari motor dan langsung menendang korban hingga terjatuh. (Kumparan. Com Sabtu 19/11/2022)
Kasus-kasus ini baru salah satu contoh dari sekian banyak fenomena buliying yang terjadi di lingkungan anak-anak remaja di Indonesia, karena berdasarkan data KPAI pada tahun 2022 saja ada 226 kasus kekerasan fisik, psikis termasuk perundungan (kompas.com 24 Juli 2022) 6 September 2022.
Sejatinya remaja saat ini telah dirusak dari segala arah, mulai dari serangan sekularisme liberal yang memisahkan agama dari kehidupan, hingga kebebasan dalam menjalani kehidupan tertentu. Yang dimaksud adalah kebebasan tanpa batas dalam segala aspek termasuk dalam aspek bertingkah laku.
Di sisi lain derasnya informasi dari media yang seolah-olah tak terkendali, dengan konten-konten didalamnya mulai dari game hingga film-film yang pada akhirnya mudah ditiru dalam kehidupan nyata, selain pengaruh media yang begitu besar, buliying merupakan sebuah siklus, di mana para pelaku kemungkinan besar adalah korban dari pelaku buliying sebelumnya, ketika mereka menjadi korban, terbentuk pada benak mereka skema yang salah, yang menganggap bahwa buliying dapat dibenarkan, meskipun mereka merasakan dampak negatifnya sebagai korban.
Read more info "Kenakalan Remaja Semakin Merajalela, Salah Siapa?" on the next page :
Editor :Esti Maulenni