Paradigma Sistem Kesehatan Islam Solusi Masalah Kesehatan Dunia

SIGAPNEWS.CO.ID - “Mensana in corpore sano” dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Jargon kesehatan ini sudah tidak asing bagi telinga kita. Jargon tersebut mengandung arti, betapa pentingnya kesehatan jasmani untuk menciptakan kesehatan jiwa seseorang, yang pada akhirnya, kesehatan jiwa inilah yang menentukan besar kecilnya suatu bangsa.
Hal yang menjadi masalahnya. Bagaimana kita dapat meraih kesehatan ini, sementara pendukung kesehatan utama, asupan makanan sehat, sangat sulit diperoleh. Bagi sebagian masyarakat kita, jangankan memenuhi makanan sehat, sekadar menghilangkan lapar saja sudah sangat berat.
Berita tentang keluarga yang kelaparan; keluarga yang berhari-hari tidak makan; keluarga yang harus mengais-ngais di tempat sampah untuk hanya mengisi perutnya yang lapar; bahkan sampai keluarga yang meninggal karena kelaparan, menjadi berita biasa yang sering kita dengar dan saksikan.
Kalau kondisi terus-menerus seperti ini, bagaimana kita mewujudkan kesehatan?
Belum selesai masalah perut yang lapar, ditambah dengan pandemi yang melanda hampir di seluruh belahan dunia, diperparah lagi dengan mahalnya biaya kesehatan.
Semua kondisi ini adalah buah dari sistem kapitalisme. Dalam sistem ini, sifat individualis tumbuh subur sehingga orang tidak peduli dengan keadaan dan penderitaan orang lain. Tidak ada simpati atau empati untuk membantu sesama yang kesulitan, dalam hal ini kelaparan.
Oleh karena itu, kelaparan semakin meningkat. Selain itu, dalam sistem kapitalisme ini layanan kesehatan termasuk yang dikapitalisasi. Kita punya uang, kesehatan akan kita raih. Sebaliknya, kita tidak punya uang maka tidak bisa memperoleh kesehatan. Alias tetap dalam kondisi sakit.
Keadaan seperti ini memicu tumbuhnya pandemi seperti yang belum lama berlalu. Hal ini menunjukkan bahwa sistem kesehatan ala kapitalisme tak mampu menyelesaikan persoalan, bahkan di negara-negara maju.
Untuk mengatasi hal tersebut, baru-baru ini Presiden RI meluncurkan Pandemic Fund atau Dana Pandemi secara virtual di Nusa Dua, Bali. Dalam kesempatan itu beliau mengemukakan sejumlah uang yang sangat besar, 31,1 miliar dolar AS setiap tahunnya untuk pembiayaan mencegah dan menghadapi pandemi. Menurutnya jumlah itu hasil studi Bank Dunia dan WHO.(Republika.co.id, 13 Nov.2022).
Sepertinya, Pandemic Fund tak akan mampu menyelesaikan persoalan sistem kesehatan karena solusinya hanya terkait dengan bantuan pendanaan dan bukan pada persoalan paradigmatik. Padahal, untuk mengatasi masalah kesehatan tidak cukup hanya dengan pendanaan. Masalah kesehatan ini masalah yang sangat kompleks.
Hal ini dapat kita pahami karena kekhasan sistem kapitalisme adalah segalanya bermuara pada kapital alias uang.
Read more info "Paradigma Sistem Kesehatan Islam Solusi Masalah Kesehatan Dunia" on the next page :
Editor :Esti Maulenni