PHK Massal Terjadi Ditengah Resesi, Islam Wajib Jadi Solusi

SIGAPNEWS.CO.ID - PHK massal kembali terjadi, resesi sudah diprediksi, guncangan ekonomi semakin menjadi, dunia mengalami inflasi. Banyak dari perusahaan mengalami guncangan ekonomi sehingga banyak perusahaan mengalami kebijakan untuk mem-PHK karyawannya.
Seperti yang dikutip dari: Jakarta, CNBC Indonesia – Belakangan pemutusan hubungan kerja (PHK) banyak terjadi di pabrik sepatu dan tekstil dalam negeri. Hal ini tercermin dari purchasing managers index (PMI). Penundaan dan pembatalan ekspor pun dilaporkan terus terjadi, bahkan sudah ada yang mengalami pembatalan sampai 50%. "PMI manufaktur global bulan September 2022 yang masuk kontraksi 49,8," sebut ketua komite stabilitas sistem keuangan pers, dikutip Minggu (6/11/2022). (CNBC.06/11/2022)
Ancaman krisis global dan perang yang terjadi memang berdampak buruk terhadap industri, sehingga terpaksa melakukan PHK massal. Kondisi ini menggambarkan rapuhnya sistem ekonomi kapitalisme. Sebab, di sistem kapitalisme, ekonomi bertopang pada permintaan dan penawaran, jika satu komoditas tidak bermanfaat sekalipun seperti miras dan rokok tinggi permintaannya, maka produksi pun akan ditingkatkan. Bukan fokus pada kebutuhan pokok manusia yaitu sandang, pangan, dan papan yang pada zaman mana pun kebutuhan itu tetap sama.
Sehingga sistem ini merupakan sistem rentan krisis, yang akan terus berulang mengakibatkan krisis karena produksi untuk kebutuhan pokok tidak diperhatikan saat ada faktor eksternal seperti perang dan pandemi. Kebutuhan pokok sulit terpenuhi seperti melonjaknya harga minyak sawit dan batu bara belakangan ini. Pada akhirnya para pengusaha tidak mau rugi dan yang dikorbankan adalah para buruh yang harus siap menanggung PHK kapan saja.
Kenyataan ini tidak bisa dihindari karena memang ekonomi kapitalisme sangat rentan dengan resesi. Basis ekonomi Indonesia berkiblat pada ekonomi kapitalisme, buktinya praktik oligarki sangat terasa menguasai perekonomian.
Sumber kekayaan strategis milik umum mereka kuasai dari hulu hingga hilir, sehingga rakyat tidak bisa menikmati. Sektor non-riil menjadi salah satu yang menyebabkan sistem ekonomi kapitalisme terguncang, belum lagi sistem uang kertas yang tidak bersandar pada dinar dam dirham, juga sistem ribawi yang memperparah kondisi perekonomian dunia.
Keadaan seperti ini kerap terjadi, rapuhnya sistem ekonomi kapitalisme berimbas ke dunia Islam.
Anehnya di tengah PHK besar-besaran ini justru negara memiliki kebijakan berbeda untuk TKA dari Cina, yang bebas masuk karena dijamin oleh UU Omnibus Law. Sungguh miris, negara justru memberi jalan kepada TKA, tetapi membiarkan PHK rakyat sendiri. Ini jelas akibat penerapan sistem kapitalisme yang selalu berpihak kepada kepentingan penguasa oligarki.
Sangat berbeda dengan sistem ekonomi Islam, selain basis mata uangnya bertumpu pada emas yang anti krisis. Prinsip ekonomi Islam juga mengedepankan halal dan haram dalam produksi, bukan pada ada tidaknya permintaan pasar. Sehingga fokus produksi hanya pada komoditas halal dan kebutuhan pokok rakyat saja.
Dalam Islam kepemilikan diatur dengan teliti, tidak boleh tumpang tindih dan saling menzalimi. Tidak ada aset kepemilikan umat dikelola dan dimiliki individu, apalagi perusahaan asing yang tidak berpihak pada rakyat kecil–menjadikan rakyat kecil seperti buruh menjadi tumbal krisis.
Read more info "PHK Massal Terjadi Ditengah Resesi, Islam Wajib Jadi Solusi" on the next page :
Editor :Esti Maulenni