Kemiskinan Penyebab Stunting Kian Genting

SIGAPNEWS.CO.ID - Stunting (tumbuh pendek) adalah problematika yang dihadapi negara saat ini. Di mana dampak dari stunting itu sendiri, anak akan mudah jatuh sakit, disebabkan perkembangan sistem imun tidak maksimal. Kemampuan kognitif berada dibawah rata-rata anak normal, dan fungsi-fungsi tubuh tidak dapat bekerja optimal. Hal ini pada umumnya tidak disadari oleh masyarakat, yang dampaknya memang tak terlihat langsung pada anak. Sehingga banyak juga yang berfikir bahwa, anak dengan tubuh pendek merupakan keturunan dari orang tua.
Kondisi ini sudah terjadi sejak dalam kandungan, dan akan terlihat saat anak berusia dua tahun. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kesehatan dan gizi, sebelum dan selama kehamilan, juga setelah melahirkan. Postur tubuh anak ketika dewasa menjadi tidak maksimal, disebabkan mengalami keterlambatan pertumbuhan. Pencegahan dini yang harus dilakukan adalah dengan memenuhi kebutuhan gizi pada ibu hamil, menyusui, serta tetap memberikan ASI pada bayi berusia di atas enam bulan.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan, kunci untuk menurunkan stunting adalah penanganan masalah kemiskinan. Menurutnya, semua itu merupakan salah satu penyebab ibu dan anak tak memperoleh gizi yang cukup.
" Memang tidak semua orang miskin anaknya stunting. Tapi sebagian besar stunting itu diakibatkan karena kemiskinan. Oleh karena itu kemiskinan harus ditangani," ujar Menko PMK di Gedung Penanggulangan Gizi Terpadu di Desa Lumpangan, Kecamatan Pajukakang, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. (Komenkopmk.go.id, 3/3/2021).
Direktur Utama Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung dr.H Masyhudi AM, menekankan pentingnya pencegahan stunting sejak dini.
"Stunting tidak hanya kekurangan gizi, juga bukan sekedar penghambatan pertumbuhan, namun stunting lebih dari itu. Berkaitan dengan penurunan kapasitas otak pada anak dan ini sangat berbahaya bagi generasi mendatang," ujarnya. (Kompasiana. Minggu, 15/1/2023)
Ia menjelaskan bahwa stunting sangat berbahaya bagi generasi yang akan datang. Melihat angka stunting Nasional pada tahun 2022 mencapai 24% anak Indonesia mengidap hal tersebut. Angka ini cukup besar dan akan membahayakan. Upaya-upaya besar dari negara terus dilakukan, hingga pada tahun 2024 pemerintah ingin angka penyebaran tersebut dapat turun 10% menjadi 14% dari tahun 2022. Tentu hal ini bukan perkara mudah karena multifinance, terutama kemiskinan.
Masalah ini bukan hal sepele yang hanya sekedar kurang gizi, lambatnya pertumbuhan dan kerdil saja. Jika anak dalam kondisi seperti ini, maka daya pikir anak terhambat. Sehingga kecerdasannya pun ikut berkurang, begitu pula dengan volume otaknya sampai terjadi stunting.
Sungguh ironis yang memilukan, bagaimana tidak? Negeri yang melimpah akan kekayaan alamnya ini, nyatanya mayoritas rakyatnya tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka. Hal itu dikarenakan sulitnya seseorang untuk mengakses makanan bergizi, disebabkan faktor kemiskinan. Jangankan berbicara soal gizi lengkap dan seimbang, untuk memenuhi perut mereka yang lapar saja belum mampu.
Read more info "Kemiskinan Penyebab Stunting Kian Genting" on the next page :
Editor :Esti Maulenni