Hanya Islam yang Mampu Melindungi Anak dan Perempuan

SIGAPNEWS.CO.ID - Kasus kekerasan terus saja terjadi lagi dan lagi. Rasanya tak pernah terhenti, apalagi kita hidup di sistem bernuansa kebebasan serta materi yang menjadi tujuan utama. Ditambah pandemi juga masih belum menemukan ujungnya membuat kasus kekerasan bak seperti bisa saja. Apalagi ketika melihat korban yang berjatuhan sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Sebagaimana pernyataan dari Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalimantan Selatan Adi Santoso, S.Sos M.Si mengungkapkan bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayah Kalimantan Selatan hingga triwulan III (Januari-September) 2022 tercatat 381 kasus. Jumlah korban sebesar 419 jiwa, dengan 82 orang laki-laki dan perempuan 337 orang.
Berdasarkan aplikasi Simfoni Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) RI, dari korban kekerasan anak dan perempuan di Kalsel ada 270 orang menimpa anak-anak. Kekerasan yang paling banyak menimpa perempuan dan anak adalah kekerasan psikis 168 orang, seksual 132 orang, dan fisik 112 orang. Melihat besarnya angka kasus tersebut maka akan menjalankan pelayanan penanganan kasus (dalam hal ini dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak – UPTD PPA Provinsi Kalsel).
Kemudian melakukan kampanye antikekerasan terhadap perempuan dan anak, melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait perlindungan terhadap korban kekerasan, melakukan penguatan koordinasi kepada stakeholder terkait dan Unit Pelaksana Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten/Kota se-Kalsel, pengembangan jejaring dengan organisasi kemasyarakatan sebagai unit yang peduli terhadap perlindungan perempuan dan anak. Ditambah dengan mendorong pembentukan desa atau kelurahan ramah perempuan dan peduli anak, serta partisipasi publik untuk kesejahteraan perempuan dan anak dan Pusat Pembelajaran Keluarga. (matabanua.co.id, 04/10/2022)
Melihat fakta yang tersaji di atas, sungguh menjadi sesuatu yang menyayat hati. Miris memang, perempuan dan anak selalu menjadi korbannya. Rasanya tak ada ruang atau lingkungan yang aman untuk ditinggali oleh perempuan dan anak. Padahal berbagai kebijakan serta peraturan yang ada rasanya selalu ingin memberikan tempat yang baik lagi menenteramkan bagi jiwa. Namun, fakta berbicara bahwa semua belum bia terwujud dan terlaksana.
Sebut saja seperti kasus penculikan, pemerkosaan, pelecehan, hingga pembunuhan terus saja ada tanpa berkesudahan. Lagi-lagi kaum hawa dan anak yang menjadi incarannya. Sisi hukum tampaknya belum bisa memangkas habis akan kasus tersebut. Belum mampu menekan angka dan membuat jera bagi si pelaku. Oleh karenanya tak sedikit yang akhirnya melakukan hal yang sama dan dilampiaskan kepada kaum lemah, yaitu anak dan perempuan. Dari sini dapat kita tarik benang merah, bahwa sistem hukum tampaknya belum mampu dan bisa mengatasi kasus ini. Terbukti dengan makin banyak jumlah kasus yang terjadi. Artinya, sistem saat ini tak mampu memberikan keamanan dan perlindungan yang nyata terhadap keduanya.
Jika ditinjau lebih mendalam, sistem yang saat ini diterapkan bersumber dari pemikiran manusia. Kita mengetahui bersama bahwa yang namanya manusia adalah makhluk yang lemah, terbatas, dan serba kurang. Jika manusia yang lemah kemudian membuat satu aturan untuk kemudian diterapkan tentunya sesuai dengan persepsi dan pemahaman dia. Bisa jadi menurut dia bagus, namun pandangan orang lain belum tentu.
Read more info "Hanya Islam yang Mampu Melindungi Anak dan Perempuan" on the next page :
Editor :Esti Maulenni