Eksploitasi Kemiskinan di Platform Digital Demi Cuan
Penulis; Endah Pengusaha .
Hari ini teknologi semakin maju, kemajuannya semakin membaharu, persaingannya semakin sengit memunculkan jiwa-jiwa hebat. Hari ini teknologi boleh maju, namun ia tak bisa menghentikan perut-perut yang meraung kelaparan, hati yang menangis karena kantong mereka kering kerontang, batin tersiksa karena pontang panting mencari makan.
Aksi viral mandi lumpur di sebuah platform teknologi
Sangat disayangkan di era digital 4.0 masyarakat Indonesia kini tengah ada yang memanfaatkan kemiskinan untuk meraup cuan. Mereka menggunakan salah satu platform digital yaitu tiktok untuk melakukan eksploitasi kemiskinan mereka.
Dalam tayangan live yang dilakukan di platform tiktok, mereka melakukan aksi mandi lumpur atau bahkan aksi-aksi yang tidak masuk akal. Jika penonton memberi satu gift sticker mawar, maka pemeran akan melakukan adegan satu kali gayung atau siram dari air bak tempat mandi.
Kalau ada gift-gift yang besar, seperti 100 sticker queen, diguyur pakai bak. Kalau laki-laki yang live diberikan100 queen itu kadang penonton meminta salto, minta joget, lalu mereka melakukan aksi yang diminta oleh penonton
(detik.com,19/01/ 2023).
Menteri Sosial Tri Rismaharini akan menyurati pemerintah daerah (pemda) untuk menindak fenomena 'ngemis online' yang viral di TikTok. Risma menegaskan tidak hanya secara online, pengemis konvensional di jalan-jalan juga dilarang oleh peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) dan peraturan daerah (perda).
(cnnindonesia.com,15/01/2023).
Di zaman kapitalisme saat ini, manusia bisa merendahkan derajat dirinya asalkan mereka mendapatkan cuan. Bahkan ada juga masyarakat yang melakukan aksi ini hanya untuk memenuhi gaya hidup semata. Akibatnya perburuan materi kian masif karena standar bahagia hanya distandarisasi kepada bnyaknya harta dan melimpahnya harta. Masyarakat memang saat ini tengah sakit, bagaimana tidak? Harga diri mereka telah digadaikan dengan aksi mempermalukan harkat martabat diri maupun orang lain. Bahkan di balik aksi ini ternyata ada sindikat yang memanfaatkan kemiskinan rakyat demi kepentingan kantong pribadi mereka.
Pandangan Islam Dalam Memanfaatkan Teknologi
Agar kondisi ini tidak terjadi kembali bahkan dibutuhkan solusi tuntas, maka perlu kesadaran individu agar mampu menjadi manusia yang dapat menjaga harkat martabatnya dengan keimanan yang kuat. Selain menjaga dirinya dengan keimanan, ia juga wajib menjaga keluarganya dengan ketaatan kepada Allah Swt. Saling mengingatkan di tengah-tengah keluarga untuk senantiasa istikamah memagang ajaran islam saat ini, walaupum tidak mudah di zaman sekarang namun keluarga merupakan benteng pertahanan kedua setelah diri sendiri.
Serta dibutuhkan masyarakat yang memberikan kontrolnya pada sesama, melakukan amar makruf nahi mungkar. Masyarakat peduli dengan kemaksiatan yang terjadi, tidak acuh dengan pelanggaran hukum Allah. Mereka saling kontrol, saling mengingatkan apabila terjadi hal-hal yang merusak masyarakat. Masyarakat yang rindu dengan kebaikan dan penerapan Islam di tengah-tengah masyarakat.
Selain itu, juga negara yang menjamin kehidupan rakyatnya, dan juga memberikan akses teknologi agar memanfaatkan tekhologi hanya demi kebaikan serta kemajuan bangsa dan negara.
Di dalam negara Islam sangat memperhatikan kemajuan teknologi, teknologi digunakan untuk mencapai pemahaman yang mendalam untuk mengenal Allah Swt, serta untuk menyelesaikan problematika yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Teknologi juga dimanfaatkan negara untuk meluaskan dakwah ke penjuru dunia, agar Islam dapat dikenal dan tersebar luas.
Ilmu pegetahuan dan teknologi dipelajari untuk mendapatkan keridaan Allah Swt dengan mencoba memahami ayat-ayat-Nya dan menerapkannya di tengah masyarakat Islam.
Wallahualam bissawab.
Penulis; Endah_Pengusaha
Editor :Esti Maulenni