Bullying, Potret Buruk Pendidikan Sekulerisme

Kenyataan ini akan terus terjadi selama negeri ini menerapkan sekulerisme. Sebab, pendidikan agama yang menjadi modal dasar untuk membentuk akhlak ternyata di sekolah hanya diberikan 2 jam setiap minggunya. Hal ini membuktikan bahwa negara tidak membutuhkan aturan agama.
Hal ini berbeda ketika Islam diterapkan dalam sebuah negara. Ketika negara menerapkan Islam sebagai sebuah aturan, baik dari ibadah ritual hingga mengatur muamalah, maka membentuk manusia menjadi faqih fidin atau paham terhadap agama adalah hal yang dinomorsatukan.
Dalam Islam ada beberapa pilar untuk membentuk manusia menjadi berakhlakul karimah. Di antaranya:
Pertama, membentuk pribadi Islam sejak dini hingga masuk sekolah dasar. Orang tua terutama ibu adalah madrasatul ula. Ibu akan membiasakan anaknya untuk selalu terikat dengan hukum syara. Begitu juga di sekolahan. Sekolah adalah orang tua kedua selain orang tua. Maka dalam sekolah harus berakidah Islamiyyah, sehingga anak akan merasa takut melanggar hukum syara. Sekolah akan selalu memberikan thaqofah Islam hingga anak-anak benar-benar paham terhadap agamanya sendiri.
Kedua, adanya kontrol masyarakat ketika anak tersebut keluar rumah. Sehingga, membuat dia bebas pengawasan dari orang tua, maka kontrol masyarakat sangat diperlukan. hal inilah yang membedakan negara yang menerapkan sekulerisme dengan Islam. Dalam sekulerisme HAM menjadi senjata manusia untuk berbuat maksiat. Sebaiknya, dalam Islam amar makruf nahi mungkar yang diutamakan.
Ketiga, selain dari keluarga dan masyarakat, maka harus ada peran negara. Negara akan terus menggembleng hingga masyarakat patuh kepada Allah Swt. Selain itu, jika ada rakyatnya yang melanggar hukum syara, maka orang tersebut akan diberi sanksi sesuai yang dilakukan.
Dengan demikian, jika hukum Islam diterapkan, maka akan meminimalisir kasus-kasus bullying seperti saat ini.
Wallahualam bissawab.
Rati - Pegiat Literasi
Read more info "Bullying, Potret Buruk Pendidikan Sekulerisme" on the next page :
Editor :Esti Maulenni