Depresi, Balada Negara Maju?

Sekulerisme yang menjiwai sistem ini, menganggap ada kekuatan yang selain Allah SWT, menganggap manusia superior dan mampu tanpa Allah Sang Khalik memutuskan apa yang baik bagi dirinya, justru yang muncul adalah penderitaan manusia yang terus menerus.
Disinilah pentingnya kita kembali kepada syari'at Islam, sebab syariat Islam berasal dari Allah SWT, Pencipta langit dan bumi dan seisinya termasuk manusia. Bukankah Allah berfirman, “Dan tidakkah manusia memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani, ternyata dia menjadi musuh yang nyata!” ( QS Yasin : 77). Maka jelas, selain Islam hanya membawa kepada kehinaan dunia akhirat. Tak akan pernah sampai kita kepada kehidupan yang baik, selama Islam sebagai akidah dan peraturan masih dianggap tidak layak.
Islam sebagai agama, memang tidak menjanjikan setiap pemeluknya atau ketika ia diterapkan sebagai sebuah peraturan masalah manusia akan hilang secara otomatis, jika demikian yang terjadi jelas akan bertentangan dengan ayat yang menyatakan bahwa manusia memang diuji (QS: Al-Ankabut [29]: 2-3), sejatinya menerapkan Islam sebagai hukum positif sebuah negara adalah untuk mengurusi urusan manusia dengan syariat, sehingga persoalan yang berat untuk ditanggung secara individu akan dialihkan kepada negara.
Semisal terkait biaya hidup, bekerja memang diwajibkan bagi laki-laki, namun jaminan kesejahteraan yaitu yang menyangkut pemenuhan kebutuhan pokok rakyat ada di pundak negara. Sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan negara yang memenuhi dengan biaya berasal dari Baitul mal. Sehingga, setiap kepala keluarga atau pria yang memiliki orang-orang yang harus ia pelihara tidak merasa berat. Karena mereka hanya wajib menafkahi sesuai perintah syariat.
Demikian pula seorang wanita, ia tidak diwajibkan mencari nafkah, justru nafkahnya ditanggung oleh orang yang menjadi walinya, atau jika kerabat atau walinya tidak mampu akan dialihkan kepada negara. Seumur hidup mereka. Pun dengan lapangan pekerjaan sebagai pintu mendapatkan nafkah, akan dilayani oleh negara sesuai keinginan, tidak harus menjadi PNS, menjadi petani, pedagang dan lain sebagainya.
Tekanan hidup diminimalisir dengan kehadiran negara, sehingga kesejahteraan otomatis terwujud. Kuncinya, Islamlah yang menjadi pedoman hidup. Maka, patut kita renungkan firman Allah berikut ini,"Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS.al-Maidah : 50). Wallahu a'lam bish showab.
Rut Sri Wahyuningsih - Institut Literasi dan Peradaban
Read more info "Depresi, Balada Negara Maju?" on the next page :
Editor :Esti Maulenni