Betapa Pentingnya Waktu

SIGAPNEWS.CO.ID - Sederhana, namun memiliki banyak makna yang sangat penting itulah waktu. Dulu, penguasa, para filosofi, pebisnis, petani, orang tua, politikus, pelajar, tentara, pekerja, pemuda-pemudi, para penuntut ilmu, dan seluruh ulama memiliki nilai urgensi terhadap waktu. Bukan untuk kepentingan dirinya sendiri, melainkan demi keberlangsungan hidup manusia. Sehingga, tidak ada celah untuk melakukan hal yang menjurus pada kesia-siaan dan kebatilan. Masa penting ini hanya bisa ditemui pada masa kejayaan Islam.
Namun sayang, hari ini semangat untuk menjaga itu semua kini seolah tidak memiliki nilai yang begitu urgent terhadap waktu. Hampir setiap kalangan selalu membuang waktunya dengan percuma. Waktu adalah uang itulah slogan yang menancap dibenak para pemikir tak terkecuali penguasa. Begitu juga, apa yang dilakukan oleh pejabat yang ingin menduduki kekuasaan. Belum masuk waktu masa kampanye, mereka sudah tebar pesona. Meskipun ada himbauan dari pejabat Bawaslu.
Badan Pengawas Pemilihan Umum – Anggota Bawaslu Puadi menghimbau kepada bakal calon presiden (bacapres) tidak melakukan aktivitas kampanye terselubung dan terkesan curi start terhadap kampanye pemilu. Sebab saat ini bukan waktunya untuk berkampanye. Undang-undang pemilu telah menyediakan waktu bagi setiap kontestan pemilu untuk mengkampanyekan dirinya sebagai calon presiden dan wakil presiden, yakni pada masa kampanye. www.bawaslu.co.id (15/12/2022).
Inilah yang menjadi pembeda antara pemikir dulu dan sekarang. Mayoritas umat Islam telah melalaikan petunjuk yang telah ditetapkan oleh syariat Islam yang agung. Seakan-akan umat Islam hari ini , tidak pernah dilatih dan dididik tentang hal itu sejak dulu.
Padahal, mereka telah dibebani dengan berbagai hukum syara. Kewajiban jihad, urgensi ijtihad dan dakwah, semua itu telah hilang dari benak kaum muslim dan banyak lagi yang terkait dengan waktu. Bahkan, hal yang utama dalam masalah shalat pun sudah tidak sesuai dengan waktu yang tersedia. Bisa jadi, waktunya azan pun sudah tidak dirindukan lagi.
Inilah akibat dari paham sekular, yang menjadi jurang pemisah antara agama dengan kehidupan. Sehingga bisa melemahkan semangat menuntut ilmu oleh semua kalangan terutama para pemuda yang makin langka. Begitu juga, orientasi orang yang bersungguh-sungguh menggeluti ilmu kini mulai mengendur. Sehingga matilah kecerdasan dan menjadi jayalah kebodohan. Walhasil, tak sedikit rakyat yang termakan oleh janji, visi dan misi palsu. Bahkan, bisa lebih jauh lagi mereka menggadaikan akidahnya demi sesuap nasi.
Read more info "Betapa Pentingnya Waktu" on the next page :
Editor :Esti Maulenni