Korban Gempa Cianjur, Kapankah Nasibnya Akan Mujur?

Secara praktis Khalifah atau kepala negara akan membentuk tim yang akan terjun langsung ke lapangan untuk melihat seberapa besar kerusakan yang diakibatkan oleh bencana alam. Kemudian melaporkan kepada kepala negara. Setelah itu para tim akan merancang apa yang perlu dilakukan esok harinya, agar para korban yang terdampak bencana bisa segera mendapatkan bantuan yang tepat dari negara. Negara akan mengerahkan segala potensi yang dimiliki untuk membantu menuntaskan permasalahan pada korban bencana. Negara juga mempunyai anggaran khusus untuk penanganan bencana. Anggaran ini mencakup segala pembiayaan yang menimpa rakyat, seperti gempa, banjir, longsor, kelaparan, dan sebagainya. Sedangkan sumber dananya berasal dari fai’, kharaj, dan kepemilikan umum.
Jika memang dalam pelaksanaannya terjadi kekurangan dana, maka negara akan melakukan pungutan pajak dari kaum muslim untuk membantu menutupi biaya yang dibutuhkan dalam penanganan bencana. Namun, pungutan pajak ini hanya diberlakukan sampai masalah gempa teratasi atau hingga kas negara stabil. Pajak ini juga hanya dipungut pada orang-orang yang kaya saja dan orang-orang miskin dibebaskan dari pajak sehingga mereka tidak akan terbebani. Pungutan pajak ini diperbolehkan karena syariat telah memerintahkan kaum muslimin untuk memberi makan orang yang kelaparan dan menolong orang yang kesulitan serta menyelamatkan orang dari bahaya.
Kenyataan seperti ini telah tercatat dalam sejarah Islam. Umat Islam pada zaman kekhalifahan Umar bin Khattab ra. pernah mengalami musim kemarau dan kekeringan panjang. Selama sembilan bulan, Jazirah Arab pada masa itu mengalami kemarau yang berkepanjangan. Segala usaha pertanian dan peternakan yang diupayakan hasilnya hancur total. Hewan-hewan ternak seperti domba dan unta tidak lagi menghasilkan susu. Kondisi tubuh ternak-ternak itu pun cukup mengenaskan, kurus-kurus.
Pada awal musim paceklik, para penduduk Kota Madinah masih menyimpan cadangan makanan karena taraf hidup kesejahteraannya sudah meningkat. Namun, berbeda dengan kondisi para penduduk Arab Badui yang tinggal di pedalaman. Tidak ada cadangan makanan yang dapat disimpan. Penduduk Arab Badui akhirnya berbondong-bondong menuju Kota Madinah saat kemarau sedang panas-panasnya. Mereka meminta bantuan pertolongan Khalifah Umar bin Khattab ra. agar mendapatkan makanan walaupun sekadar remah-remahnya.
Melihat kondisi paceklik ini, Khalifah Umar bin Khattab ra. turut merasakan apa yang dirasakan rakyatnya dan tidak tinggal diam. Bahkan Sang Al Faruq sampai bersumpah tidak mau lagi memakan daging atau samin dan minum susu sampai kondisi pulih seperti sedia kala. Khalifah Umar bin Khattab ra. lalu mengambil kebijakan dengan mengirim surat kepada Abu Musa al-Asy'ari di Bashrah dan Amr bin Ash di Mesir. Selanjutnya kedua gubernur itu mengirimkan bantuan yang besar lewat laut melalui Madinah. Tak ketinggalan Abu Ubaidah pun mengirimkan bantuan berupa 4.000 hewan tunggangan yang dipenuhi dengan makanan. Khalifah Umar pun segera mendistribusikan semua bantuan yang diterima kepada kaum Muslimin yang terdampak kekeringan.
Di samping itu, Khalifah Umar ra. juga melakukan salat Istisqa untuk meminta hujan. Imam at- Thabarani meriwayatkan, Umar Radhiyallahu 'anhu keluar untuk melaksanakan doa minta hujan. Beliau keluar bersama al-Abbas ra., paman Rasulullah saw. dan memintanya berdoa minta turun hujan.
Demikianlah negara Islam sangat memperhatikan keadaan masyarakatnya. Negara sangat memperhatikan kondisi rakyatnya hingga kebutuhan dasarnya, seperti tempat tinggal dan pekerjaan sehingga rakyat yang terdampak bencana tak perlu cemas bagaimana dan apa yang harus mereka lakukan setelah terdampak bencana.
Dengan demikian masyarakat dalam sistem Islam meskipun mereka terdampak bencana akan bisa menjalani kehidupan normal dengan segera. Masyarakat tidak akan pernah gamang, sebaliknya mereka akan mengalami kemujuran.
Wallahualam bissawab
Nur Syamsiah Tahir - Praktisi Pendidikan dan Pegiat Literasi AMK
Read more info "Korban Gempa Cianjur, Kapankah Nasibnya Akan Mujur?" on the next page :
Editor :Esti Maulenni