Potret Buram Generasi Tanpa Visi

Ada pula sosok Mush’ab bin Umair yang menjadi duta Islam di Madinah. Beliau diutus Rasul untuk mengenalkan dan mengajarkan Islam ke penduduk Madinah. Hasilnya berupa Baiat Aqabah kedua yang menjadi cikal bakal berdirinya Daulah Islam di Madinah.
Ada sosok Usamah bin Zaid pada usia 18 tahun dipercaya Rasulullah untuk memimpin pasukan yang di dalamnya ada sahabat-sahabat ternama, seperti Abu Bakar dan Umar bin Khaththab. Pasukannya berhasil dengan gemilang mengalahkan tentara Romawi.
Tokoh militer Islam yang dijuluki “singa yang kukunya tajam”, Sa’ad bin Abi Waqash masuk Islam di usia 18 tahun. Sa’ad adalah orang pertama yang melepaskan anak panah di jalan Allah. Ia ditunjuk menjadi panglima kaum Muslim di Irak dalam perang melawan Persia pada masa Khalifah Umar bin Khaththab. Ada Atab bin Usaid diangkat menjadi gubernur Makkah pada usia 18 tahun.
Di masa Kekhilafahan Islam juga banyak melahirkan para Imam dan ilmuwan yang hafal Al-Qur’an di usia tujuh tahun. Ada Imam Syafi’i, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al Farabi, dll. Ibnu Rusyd misalnya, seorang ilmuwan sains dan kedokteran yang terkenal di Andalusia (Spanyol), ternyata waktu kecilnya dihabiskan untuk belajar berbagai disiplin ilmu: Al-Quran, tafsir, hadis, dan fikih.
Begitu luar biasa pemuda Islam dalam asuhan sistem Islam kafah. Kekhilafahan Islam kala itu berhasil menguasai dua pertiga dunia. Peradabannya bertahan selama 13 abad. Muhammad Al Fatih adalah satu di antara gemilangnya sistem pendidikan Islam membina dan mendidik generasi mudanya sebagai sosok fenomenal.
Sosok-sosok mereka tak akan kita temukan di peradaban kapitalisme. Berbagai disiplin ilmu mereka tekuni. Namun, di sistem sekuler kapitalis, generasi ini hanya menjadi batu loncatan untuk mendukung program korporasi. Yakni berdaya guna dalam industri.
Dalam surah Ali Imran ayat 140 yang artinya,
“…. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada’. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.”
Peradaban demokrasi kapitalis sudah menunjukkan tanda kematiannya. Bukankah sudah saatnya kini giliran Islam tampil sebagai peradaban unggul di pentas dunia? Tentu dimulai dari generasi mudanya. Pemuda, jadilah pelopor perubahan, promotor kebaikan Islam, dan pionir kebangkitan. Indonesia dan dunia berkah dengan Khilafah.
Read more info "Potret Buram Generasi Tanpa Visi" on the next page :
Editor :Esti Maulenni